Monday, August 20, 2007

"The secret" bukti kekuasaan Tuhan

Buku The Secret akhir-akhir ini menjadi bacaan favorit di kalangaan anak2 EU Samarinda malah stok buku ini di Gramedia sudah habis. Buku ini seketika menjadi barang langka, mencarinya ke teman2 untuk dipinjam juga agak susah karena sudah di booking, he...he... luar biasa sekali buku ini. Akan lebih dahsyat lagi jika versi DVD nya sudah bisa dinikmati oleh masyarakat Samarinda.

Terlepas dari kepopuleran buku ini, saya mencoba menyampaikan buah pikiran saya untuk menanggapi tulisan2 dalam buku ini walau terus terang saja saya belum sempat menyelesaikannya karena keburu dipinjam oleh teman...he..he...

Seperti yang ditulis oleh mas Yoyok mengenai Posisi Tuhan dalam THE SECRET saya berpandangan bahwa alam semesta yang digambarkan dalam buku ini merupakan energi terbesar yang akan menerima frekwensi pikiran manusia dan mengembalikannya ke manusia bersama perwujudan2 yang pernah manusia pikirkan. Law of attraction menjadi hukum terbesar dan dominan di alam semesta ini. Sebenarnya selain hukum keterkaitan (law of attraction) masih ada hukum2 lain yang terintegrasi dengan hukum ini yaitu hukum keseimbangan dan hukum sebab-akibat. Menurut saya ketiga hukum ini bekerja di alam semesta secara simultan dan terintegrasi.


LAW OF ATTRACTION (hukum tarik menarik)

Rata2 manusia memikirkan 60.000 hal dalam sehari, pikiran2 tersebut ada yang terwujud dan ada yang hanya menjadi bunga mimpi saja. Pikiran2 manusia yang disampaikan ke alam semesta dan diperkuat dengan kekuatan emosi akan menarik kemiripan2 atau menarik apa saja untuk mewujudkan mimpi manusia ini. Kekuatan pikiran ini harus diperkuat setiap saat hingga menjadi blue print dalam alam bawah sadar manusia, sehingga sebenarnya alam bawah sadar inilah yang akan menggerakan aktifitas tubuh kita untuk bertemu dengan aktifitas2 yang akan mewujudkan mimpi2 ini. Saya terus melatih hukum ini dengan latihan ringan seperti memikirkan bahwa saya mampu menemukan tempat parkir yang saya inginkan dalam suatu area parkir di kawasan mall Lembuswana di Samarinda yang terkenal sangat padat itu. Sejak saya melangkahkan kaki dari rumah menuju mall tersebut saya memimpikan tempat tersebut secara detail dan hampir setiap saat saya ulang mimpi ini dalam pikiran saya dan saya yakin mimpi ini mulai terbentuk dalam bawah sadar saya. Dan Alhamdulillah dalam 3 kali percobaan saya selalu menemukan ruang kosong cocok seperti mimpi saya untuk memarkirkan mobil saya di antara parkiran yang padat tersebut. Nah seandainya jika saya hanya bermimpi saja tanpa melakukan action maka mustahil kita akan membuktikan buah kekuatan pikiran tersebut yang mampu menarik apapun untuk mewujudkan mimpi tersebut.

LAW OF BALANCE (hukum keseimbangan)

Apa saja di muka bumi akan berusaha menuju pada keseimbangan, sebagai contoh jika manusia melakukan perusakan hutan maka secara langsung akan merusak ekosistem kehidupan di daerah perusakan tersebut, sehingga untuk menyeimbangkan maka alam akan merespon dengan mengirimkan banjir ke kota. Ini menurut saya adalah bencana bagi manusia tapi bagi alam semesta banjir itu adalah cara untuk menyeimbangkan kembali kehidupan tersebut. Contoh berikutnya adalah ketika saya dulu belajar proses korosi logam dibangku kuliah, semua logam dimuka bumi secara spontan akan bereaksi dengan oksigen membentuk logam oksida, sehingga hampir mustahil kita menemukan logam murni di alam ini. Tetapi dengan proses rekayasa pirometallurgy, manusia dapat mengekstrak bijih besi (Fe2O3) di alam semesta kemudian dimurnikan sehingga manusia mampu mendapatkan logam besi murni. Dengan rekayasa material manusia mulai memadukan besi murni (Fe) dengan unsur murni lain sehingga terbentuk logam paduan yang tahan karat (stainless steel). Secara logika kita stainless steel tidak akan berkarat, padahal sebenarnya pipa2 yang terbuat dari material tersebut ketika disimpan di udara terbuka maka secara spontan besi murni tadi akan bereaksi lagi dengan oksigen membentuk lapisan Fe2O3 yang sangat tipis sekali dipermukaan pipa tersebut dan jika lapisan ini rusak maka proses korosi (berkarat) akan mudah sekali terjadi. Proses reaksi spontan di atas inilah yang merupakan bukti terjadinya hukum keseimbangan, jadi keseimbangan terjadi secara spontan tanpa dipaksakan.

LAW OF CAUSAL (hukum sebab akibat)

Hukum ini bekerja jika kita sebagai subject memberikan aksi pada object sehingga object tadi akan bereaksi menjadi sesuatu disesuaikan dengan aksi yang kita berikan. Sir Isaac Newton sangat sadar dengan hukum ini sehingga terciptanya Hukum Newton salah satunya terilhami dari hukum alam ini selain jatuhnya buah apel karena ditarik oleh gaya gravitasi bumi (law of attraction). Nabi Muhammad SAW menyunnahkan pengikutnya untuk memberikan senyuman kepada sesama karena senyuman akan memberikan efek (akibat) rahmat kepada lingkungan sekitarnya sehingga senyuman ini dapat mencairkan kebekuan hati manusia. Sedekah juga merupakan bagian dari bukti bekerjanya hukum sebab akibat dimana orang yang banyak sedekah menyebabkan orang disekitarnya akan merasa bahagia karena pertolongan si Dermawan ini mampu meringankan beban orang yang fakir sehingga doa2 para fakir ini untuk keberkahan si Dermawan ini terus mengalir, efeknya bagi si Dermawan bukan semakin miskin justru semakin kaya dan barokah.

Jadi sebenarnya alam semesta dalam "THE SECRET" merupakan sebuah sistem dimana semua hukum termasuk ke-3 hukum tersebut menjadi piranti atau komponen dalam sistem raksasa tersebut. Dan yang menciptakan sistem tersebut adalah Allah SWT. Jadi Allah menciptakan sistem beserta hukumnya tersebut jauh2 hari sebelum manusia diciptakan. Jadi bagi manusia tinggal menggunakan hukum2 tersebut, hukum2 tersebut tidak perlu dibuktikan melainkan digunakan supaya kita dimudahkan dalam beribadah ke Allah SWT.

Bagi sebagian besar manusia menganggap tulisan di buku tersebut adalah rahasia tapi bagi Al-Qur'an itu adalah fakta bagi orang2 yang berfikir. Kekuatan pikiran jika diolah secara benar maka kita sebagai manusia akan mudah mencapai apapun yang kita inginkan. Karena dari kemampuan otak kita yang terdiri dari berjuta-juta sel ini baru kita gunakan +/- 1 % saja.

Sekarang pikirkanlah apa yang kita inginkan, mau menjadi orang sukses, mau memiliki kekayaan yang tidak terbatas, mau memiliki waktu yang tidak terbatas......semuanya kembali kepada kita. Jika kita salah memimpikan maka ingat adanya hukum sebab akibat , jika kita berlaku khianat dan dzhalim dalam mencapai mimpi tersebut maka alam semesta yang telah di setting oleh Allah SWT tersebut akan memberikan balasan sesuai dengan action yang kita berikan ke alam semesta.

Di dunia banyak orang besar terlahir karena pemikirannya yang besar.

SEMOGA MENJADI ILMU BAGI KAUM YANG BERFIKIR.

Salam FUNtastic...

Monday, August 13, 2007

Mijan : Dapet 1 milyar dari properti dengan modal dengkul dan tidak ada hutang

( Mijan duduk disebelah kanan saya atau duduk no. 2 dari sisi kanan )


Hari itu Jum'at 10 Agustus 2007 peserta mentoring dibuat takjub atas testimoninya sdr. Mijan yang saat ini masih berprofesi sebagai karyawan PNS, kami semua mendapatkan banyak inspirasi dari perjalanannya, termasuk saya sendiri. Perjalanan pria yang low profile ini dimulai setahun yang lalu setelah mengikuti seminar pak Nurdin (seorang pengusaha SPBU dari Mataram-NTB), dimana materi mentoring EU tersebut mengenai "POSITIVE THINKING" dan "THE POWER OF THINKING". Dari beberapa materi yang disampaikan pak Nurdin, materi visualisasi mimpilah yang mampu mengubah keyakinan sdr. Mijan ini untuk melangkah lebih jauh malah bagi istri nya dikatakan bahwa dia sudah GILA.

Sesampainya Mijan di rumah dia langsung menuliskan mimpinya di belakang kertas kalender yang berwarna putih itu. Mimpinya cukup "GILA" bagi kebanyakan karyawan PNS yang masih tinggal dalam rumah kontrakan yaitu ingin mempunya rumah sebanyak "......". Melihat gelagat sdr. Mijan tersebut tentu saja istrinya keheranan dan tidak setuju dengan apa yang di mimpikan oleh suaminya.

Pendek kata, Mijan bergrilya dari satu properti ke properti yang lain, dari developer satu ke developer yang lain, dan hasilnya "NIHIL" kenapa......? karena Mijan merasa keberatan dengan persyaratan2 yang ditawarkan dari mereka seperti masalah DP atau mengenai persyaratan2 yang lain.........walau ditengah kebimbangan itu dia tetap meyakini apa yang dikatakan pak Purdie "Mulailah action......lebih baik mencoba dan gagal daripada gagal mencoba". Rupaya Law of Attraction bekerja pada dirinya, dimana mimpinya semakin menguat dan menjadi pendorong dirinya untuk lebih berusaha lagi mendapatkan properti yang dia inginkan. Semua frekwensi yang dipancarkan dari pikirannya rupanya mencari dan menarik pikiran2 yang memiliki frekwensi yang sama.

Transaksi properti terjadi di desa kutai lama (di pinggiran kota Samarinda), dimana rumah kecil yang memiliki luas tanah 900 M2 itu menarik perhatian Mijan, dengan ketertarikannya itu dimulailah tawar menawar dan ternyata rumah tersebut akan dijual sebesar Rp. 300 juta, dengan PD nya Mijan meminta waktu untuk menyediakan dana tersebut dan saat itu dia juga berterus terang kepada pemilik rumah bahwa saat ini dia tidak memiliki dana cash tapi dia berjanji akan membelinya. Akhirnya pemilik rumah mengabulkan penundaan tersebut. Setelah itu Mijan bergegas ke bank untuk mengajukan kredit dan luar biasa sekali rupanya bank langsung menyetujui dalam waktu 1 minggu dan angkanya juga sangat fantastis yaitu kredit Rp. 700 juta, jadi Mijan dapat kelebihan dana (cash back) Rp. 400 juta.......LUAR BIASA !!!

Setelah proses jual beli properti ini Mijan merasa terharu rupaya apa yang dipikirkan dan mimpikan menjadi kenyataan dan keyakinannya terus tumbuh bahwa dia bisa mewujudkan mimpi-mimpinya yang lain. Berselang 3 bulan Law of Attraction bekerja kembali.........rupanya rumah Mijan tersebut berada di lokasi pengembangan galangan kapal seorang pengusaha perkapalan keturunan Tionghoa. Alhasil sang pengusaha tersebut mencoba merayu Mijan untuk menjual rumah tersebut dan tentu saja bagi Mijan hal itu sangat berat bagi dia untuk menjual karena dia sudah jatuh cinta pada rumah itu dan belum lama ditempatinya. Rupaya Allah memberikan rizki yang luar biasa..........ternyata pengusaha tersebut mematok harga beli rumah tersebut seharga 1,3 Milyar padahal rumah tersebut belum sempat di renovasi oleh Mijan, sejenak Mijan berfikir..........dan kemudian menyetujui transaksi kedua tersebut. Bisa kita bayangkan berapa dana cash yang dimiliki Mijan ? benar Rp. 1,7 Milyar dalam waktu 6 bulan ( Rp. 1,3 dari penjualan properti ini dan Rp. 400 juta dari cash back yang didapat dari bank).

Rupanya Mijan tidak mau ambil pusing dia segera menutup hutang dia di bank tersebut sebesar Rp. 700 juta sehingga dana cashnya tersisa Rp. 1 Milyar saja (tanpa hutang di Bank lagi loh...). Walau demikian mimpi terus berjalan, setengah dari dana itu dia ambil lagi untuk mengambil DP 13 rumah lagi di kota Sangata dan Tenggarong. Akhirnya mimpi dia untuk memiliki sejumlah rumah terkabul dan harga sewa rumah2 tersebut menutupi kredit dia di bank yang lain. Dan saat ini dia masih punya dana cash Rp. 500 juta yang siap digulirkan untuk usaha yang lain.

LUAR BIASA....terlalu banyak kebetulan yang tidak kebetulan dalam testimoni ini.

Hikmah apa yang saya dapat :

1. Perlu untuk memvisualisasikan mimpi dan meng-afirmasi mimpi2 tersebut dalam kehidupan sehari-hari atau setiap saat, tujuannya untuk membentuk mimpi tersebut menjadi blue print di alam bawah sadar kita. Tentu saja emosi harus terlibat dalam hal ini.

2. Jangan pernah mundur setelah maju dan be positive thinking

3. Secara teknis lebih baik bertransaksi di properti di luar real estate karena baik pemilik properti maupun bank agak susah untuk membaca harga properti saat ini artinya terlalu banyak variable yang mesti dihitung dan berbeda sekali dengan properti di dalam kawasan developer yang sudah terbaca dengan mudah oleh bank sehingga kesulitan kita adalah untuk mendapatkan cash back yang lebih besar.

Semoga posting ini menjadi inspirasi dan motivasi para pembaca termasuk diri saya sendiri.

Wasalam,

Salam FUNtastic....

Wednesday, August 01, 2007

Resensi Buku : Kisah Sukses Google oleh Mula Harahap


Resensi Buku Oleh; Mula Harahap

Kisah Sukses Google
David A. Vise dan Mark Malkseed
Alex Tri Kantjono (Penerjemah)
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2006
ISBN: 979-22-2283-9
XX + 362 halaman


Ada tiga alasan yang menyebabkan saya tertarik untuk membeli buku ini. Alasan yang pertama ialah perkataan “Google” itu sendiri. Sebagai orang yang tidak terlalu mengerti seluk-beluk internet, tapi yang hampir setiap hari menggunakannya, saya sering mendengar perkataan tersebut.


Saya tahu bahwa “Google” adalah salah satu jasa pencari kata atau informasi di internet. Dia hampir sama seperti “Yahoo!” Ketika saya mengetikkan sebuah kata atau rangkaian kata, dia akan membeberkan sejumlah halaman web yang memuat kata atau rangkaian kata tersebut.

Saya selalu kagum dibuatnya. Entah bagaimana caranya dia mengambil semua halaman web yang ada di muka bumi ini dan menaruhnya ke dalam komputernya di AS–atau entah dimana. Tapi ketika dari kamar saya di Kelurahan Sumur Batu—Kecamatan Kemayoran Selatan—Jakarta Pusat—Indonesia saya mengetikkan sebuah perintah, maka komputer di AS–atau entah dimana–itu bekerja mengaduk-aduk puluhan atau ratusan juta “lembaran” halaman web yang ada. Dan–bimsalabim–hanya dalam waktu beberapa detik, kepada saya sudah dijajarkan beberapa halaman web yang mengandung kata tersebut, dan saya dipersilakan untuk mencari atau meng-”klik”-nya lebih jauh.

Kemudian yang membuat saya menjadi lebih kagum lagi ialah, ketika menyadari bahwa “Google”, “Yahoo!” dan yang lainnya itu ternyata bukan hanya menyediakan jasa pencari kata, tapi juga menyediakan jasa lain seperti “host” e-mail, milis, berita, dsb. Dan semua itu mereka berikan kepada saya–dan kepada jutaan orang lainnya di dunia
ini–secara cuma-cuma. “Dari mana mereka ini memperoleh keuntungannya?” itulah pertanyaan yang selalu muncul di benak saya. (Dari majalah yang pernah saya baca, saya tahu bahwa perusahaan jasa pencari kata–dan jasa-jasa lainnya itu–mendapat keuntungannya dari iklan. Tapi kalau saya perhatikan, iklan yang ada di web perusahaan jasa pencari kata itu tidaklah terlalu banyak. Dia tidak sebanyak di halaman iklan Harian Kompas. Lalu saya menjadi bertambah bingung ketika di majalah Newsweek saya membaca bahwa “Google” dan “Yahoo!” ini adalah perusahaan-perusahaan dengan omset miliran
dolar per tahun).

Alasan yang kedua yang membuat saya membaca buku ini ialah, bahwa buku ini tidak punya banyak catatan kaki, tabel dan indeks. Sebagai orang yang membaca buku non-fiksi untuk tujuan sekedar menambah pengetahuan, bukan untuk melakukan penelitian kepustakaan atau
menulis karya ilmiah, saya sangat perduli dengan hal ini. Saya tak pernah suka membaca buku non-fiksi yang penuh catatan kaki, tabel dan indeks karena saya merasa hal-hal tersebut selalu mengganggu kelancaran dan kenyamanan membaca saya.

Sejalan dengan alasan yang kedua seperti tersebut di atas, maka alasan yang ketiga yang membuat saya membaca buku ini ialah, bahwa buku ini ditulis oleh seorang wartawan pemenang Pulitzer Prize. Buku ini ditulis dengan gaya bercerita yang enak.

Ketiga alasan yang mendasari saya membaca buku ini ternyata tidak salah. Dari mulai membaca Bab Pertama saya sudah dibuat terpukau seperti membaca sebuah buku cerita detektif atau perang.

Mula-mula saya kagum membaca budaya “inovatif” dan “entreprenur” yang berkembang di kalangan orang muda AS. Sergey Brin dan Larry Page adalah dua mahasiswa program S3 ilmu komputer di Universitas Stanford. Tapi program penelitian yang mereka lakukan ternyata
mempertemukan mereka untuk bersama-sama mengembangkan sebuah komputasi baru dalam pencarian informasi.

Sebenarnya pada saat itu–tahun 1998–sudah ada beberapa teknologi komputasi dalam pencarian informasi di internet. Tapi teknologi itu belum terlalu memuaskan. Melalui diskusi dengan sesama rekan mahasiswa dan dosen pembimbing Sergey Brin dan Larry Page semakin
menyempurnakan program tersebut. Akhirnya, pada suatu tahapan, mereka sadar bahwa apa yang sedang mereka kembangkan ini bisa menjadi sebuah “tambang emas”. (Pada saat itu–di akhir tahun 1990-an–AS memang sedang dilanda demam inovasi membuat sesuatu yang
berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Berbagai perusahaan “software” dan “dotcom” bermunculan. Sebagian layu sebelum berkembang, tapi sebagian lagi–seperti “Yahoo!”, “Amazon” dsb–melesat dan mengalami sukses besar
secara komersil).

Sergey Brin dan Larry Page akhirnya memutuskan untuk cuti kuliah dan memusatkan upaya untk mendirikan perusahaan “Google Inc”, mengembangkan teknologi mesin pencarinya dan sekaligus memperkenalkan “Google.com” di internet.

Mula-mula—tahun 1998–mereka mendirikan kantor di sebuah garasi di daerah Menlo Park. Komputer yang mereka pergunakan masih sangat sederhana, yaitu rangkaian dari beberapa komputer PC yang dipinjamkan oleh teman-teman. Dan uang tunai yang menjadi modal awal
mereka hanyalah 100.000 dolar. Itu pun merupakan pinjaman.

Tapi kisah selanjutnya adalah kisah tentang dua orang muda–di bawah 30 tahun–yang harus bekerja keras menyempurnakan penemuannya, mengatur strategi bagaimana menghadapi dan menaklukkan pesaing yang telah lebih dulu “established”, dan mengatur strategi bagaimana mencari tambahan modal tanpa harus “ditelan” oleh pemilik modal.

Begitulah, dari perusahaan dengan penjualan sebesar 200 ribu dolar pada tahun 1999, Google.Inc berkembang menjadi perusahaan dengan penjualan sebesar 3,2 miliar dolar pada tahun 2004.

Hal lain yang membuat saya kagum ketika membaca buku ini ialah bagaimana kedua orang muda pendiri Google.Inc itu tetap memelihara gaya hidup dan kultur “main-main” yang kondusif bagi “kreativitas” perusahaan. Di dalam buku ini–misalnya–saya membaca bagaimana Sergei Brin dan Larry Page berusaha untuk mendesain kantor mereka agar lebih menyerupai kampus perguruan tinggi dan arena bermain “play group” anak-anak. Mereka berupaya untuk membuat karyawan yang bekerja di “Google Inc”–yang umumnya adalah para doktor ilmu komputer itu—untuk betah seharian tinggal di kantor dan melakukan berbagai inovasi. Bahkan secara khusus “Google Inc” mempekerjakan seorang koki ternama untuk setiap hari mengatur menu dan memasak makanan yang lezat bagi semua karyawan.

Hal lain lagi yang membuat saya kagum ialah bagaimana cara “Google.Inc” mendapat uang dari iklan-iklan perusahaan yang terkait dengan hasil pencarian halaman web, dan yang secara otomatis muncul di sebelah kanan layar komputer.

Dengan penempatan iklan seperti yang telah diuraikan di atas, maka orang yang ingin mengetahui lebih jauh tentang suatu hal yang berkaitan dengan kata atau rangkaian kata yang dicarinya itu, dan yang hasilnya ditampilkan dalam bentuk informasi halaman web, akan
tergoda untuk mengklik iklan. Dan biaya yang dikenakan “Google” kepada pemasang iklan akan didasarkan atas jumlah “klik” yang diperoleh iklan tersebut.

Biaya yang harus dibayar oleh si pemasang iklan mungkin hanya beberapa sen untuk per satu “klik”. Tapi karena setiap hari ada ratusan juta orang yang masuk ke Google maka bisa dibayangkan berapa besar pendapatan mereka.

Hal lain lagi yang membuat saya kagum ialah inovasi-inovasi yang tak henti-hentinya dilakukan oleh “Google.Inc” untuk membuat jasa pencariannya lebih banyak dipergunakan orang, dan untuk membuat wesite-nya lebih banyak dikunjungi orang. Di dalam buku ini—misalnya—saya membaca bagaimana ambisi “Google.Inc” untuk men-”scan” jutaan judul buku dan memasukkannya ke dalam komputernya, sehingga apa pun yang di-”klik” orang dalam kaitan dengan isi buku akan bisa terlihat di “Google.Com”.

Seraya membaca buku yang “ditulis dengan gaya kisah detektif ini”–dan inilah memang yang menjadi “blurb” pada sampulnya–berbagai pikiran memenuhi kepala saya: Saya terpikir akan orang-orang muda Indonesia, yang–karena faktor sosial, budaya, dan hukum– masyarakatnya masih belum menghargai kreativitas dan inovasi. Saya terpikir akan orang-orang muda Indonesia, yang selalu beranggapan bahwa cara mencari uang itu hanyalah dengan menjadi pemasok dan kontraktor Pemerintah, dan yang pengetahuannya hanyalah menyogok dan menyuap pejabat. Saya terpikir akan orang-orang muda Indonesia yang
kreatif dan inovatif, tapi yang nasibnya kurang beruntung, karena bank dan perusahaan modal ventura tak pernah mau melirik dan membiayai penemuan mereka.

“Kisah Sukses Google” yang diterjemahkan dengan sangat baik ini memang hanyalah sebuah buku bacaan umum. Tapi buku ini sangat inspiratif. Saya rasa ia akan sangat bermanfaat bila dibaca oleh orang-orang muda, agar–di tengah iklim dunia usaha yang lesu seperti sekarang ini–mereka mau menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, alih-alih hanya mencari dan menunggu lowongan pekerjaan[.]

Salam FUNtastic.

Monday, July 30, 2007

5 pertanyaan untuk menjadi Pengusaha


(dari gambar pada barisan nomor 1 (jongkok) dari kiri Candra, Ahadi, kemudian saya yang menggunakan kemeja putih, dan Juni. Sedangkan pak Teguh berada pada barisan 2 atau no. 8 dari sebelah kiri)

Banyak ilmu yang saya dapatkan dari mentoring Pak Teguh (General Manager TB dan TK Primagama) pada malam minggu 28 Juli 2007. Seperti pementor2 sebelumnya beliau kali ini mengajak ke pada kami semua untuk menyegerakan memulai usaha, terlepas usahanya bergerak di bidang jasa, retail maupun bisnis lobi. Dari yang dipaparkan pak Teguh ada yang cukup menyita perhatianku yaitu mengenai "5 PERTANYAAN UNTUK MENJADI PENGUSAHA"

Pertanyaan2 ini bisa dipilih salah satu untuk memandu kita memulai usaha.

1. Apa yang SAYA bisa (disesuaikan dengan kompetensi yang kita miliki)
Pertanyaan ini mencoba menggambarkan bahwa dengan keahlian/skill yang kita miliki dapat menjadi modal awal untuk memulai usaha. Contohnya jika kita punya keahlian bermain musik maka dengan mudah kita menggunakan skill ini untuk mengajarkan orang lain untuk bisa bermain musik, seperti pak Purwa dengan sekolah musik Purwacaraka - nya. Usaha yang didasari dari kompetensi ini cenderung lebih "survive" dikarenakan kita sebagai Business Owner lebih tau detailnya sehingga proses yang berjalan dapat diikuti day to day dan secepatnya akan mengetahui jika terjadi "sesuatu yang ganjil". Keuntungan lainnya karena kita sendiri yang melakoni bisnis ini maka cost operasionalnya dapat ditekan seminimal mungkin karena tidak perlu menggaji seorang manager untuk mengatur operasional selain itu sedini mungkin mencegah terjadinya kebocoran pengeluaran. Walau demikian kerugiannya adalah kita akan terjebak dalam kondisi "IN BUSINESS" dimana day to day kita habiskan untuk fokus pada bisnis ini, kecenderungan customer lebih percaya kita daripada staff kita menyebabkan kita sulit untuk mendelegasikan tanggung jawab operasional ke orang lain, sehingga kemungkinan untuk mengembangkan bisnis akan terhambat.

2. Apa yang SAYA sukai (hobby oriented)
Konsep ini hampir sama dengan point 1 dimana bisnis yang dikembangkan dari hobi jauh lebih "tahan banting". Hobi kita akan tersalurkan sehingga berapapun cost operasional yang dibutuhkan kita tidak pernah merasa menyesal, motivasi bisnis ini jauh lebih kuat. Contoh kasus bisnis penyewaan buku cerita - komik, hobi membaca dan mengkoleksi komik akan tersalurkan di bisnis ini, sehingga berapapun anggaran yang dibutuhkan untuk membeli komik2 lawas (lama) dan new release tak akan jadi masalah. Customer semakin banyak yang datang ke outlet kita jika koleksi kita lengkap dan ter-update. Pelanggan setia akan bertambah seiring semakin lengkapnya koleksi kita. Kelemahan dari bisnis ini adalah susah untuk diduplikasi (menurut saya,red.) sehingga kesulitan dalam mengembangkan bisnis ini untuk menjadi beberapa cabang.

3. Siapa disekitar SAYA yang bisa
Maksudnya, kita tidak harus punya kompetensi tertentu untuk membuka jenis usaha tertentu. Yang kita butuhkan adalah mencari orang2 yang punya kompetensi yang kita inginkan untuk bekerja pada kita. Dari awal pendirian bisnis ini kita sudah menjadi BOS, kita tinggal menyampaikan konsep2 kita dan mencari manager2 yang dapat mem follow up konsep2 atau ide2 kita. Kita sebagai BOS hanya memberikan GOAL buat mereka dan tugas mereka lah sebagai "orang gajian" untuk bekerja mewujudkan mimpi kita. Banyak sekali keuntungan dari konsep ini dimana waktu kita jauh lebih banyak untuk memikirkan pengembangan bisnis, dan semakin banyak karyawan yang kita pekerjakan di bisnis ini maka pintu Rahmat Allah semakin terbuka lebar buat kita dan semua orang yang kita nafkahi. Walau demikian kita harus waspada terhadap kecurangan2 yang akan dilakukan oleh karyawan kita dan kita membutuhkan cost yang lebih besar untuk menjalankan bisnis yang management-nya kita delegasikan ini.

4. Apa yang disekitar SAYA bisa digunakan (resources oriented)
Coba kita perhatikan lingkungan di sekitar kita, apakah ada hal2 yang bisa kita bisnis-kan, potensi apa yang ada disekitar kita yang bisa kita kembangkan. Misalkan rumah kita dekat TPA (tempat pembuangan akhir), ini adalah peluang bisnis loh...akan banyak tercipta bisnis turunan di sekitar daerah ini, walaupun bagi sebagian orang tempat ini dianggap "sampah". Saya pernah mendengar kisah seorang pengumpul botol2 plastik yang punya omset 65 juta per minggu (atau sekali pengiriman potongan2 plastik yang sudah dihancurkan ke sebuah pabrik plastik di Surabaya).

5. Apa yang dibutuhkan orang-orang disekitar SAYA (market oriented)
Perhatikan disekeliling kita apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di sekitar rumah kita dan saat ini belum ada satupun orang yang berusaha memfasilitasi ataupun menyediakan. Ini adalah peluang loh...contoh kasus, belum genap 3 bulan dibukanya TOKO KRISBOW di Samarinda telah menjadi referensi bagi para kepala rumah tangga di kota ini untuk mencari keperluan2 rumah tangga seperti alat kantor, perkakas, peralatan safety dan diantara produk2 yang mereka jual ternyata genset menjadi produk yang laris manis. Hal ini rupanya dibaca oleh mereka dimana setahun ini kota-kota di Kalimantan mengalamai byar-pet akibat kekurangan pasokan energi listrik. Kebutuhan genset pun menjadi barang primer bagi rumah2 di Samarinda. KRISBOW menangkap peluang ini dengan menawarkan genset dari kapasitas 1000 VA hingga 15 KVA, produknya pun sangat berkualitas dengan jaminan 1 tahun, selain itu KRISBOW terbilang lengkap.

So........dari 5 pertanyaan diatas mana yang kita jadikan panduan untuk kita dalam memulai usaha/bisnis.

Salam FUNtastic.

Tuesday, July 24, 2007

Inspirasiku atas kesuksesan Pak Nur Dahyar

Malam ini saya sangat susah tidur karena baru saja selesai maen Futsal bersama karyawan kantor. Untuk mencari rasa kantuk kucoba untuk browsing2 internet dan di search engine kutuliskan frase "kisah sukses". Teknologi internet emang luar biasa banget, dalam sekejap laptopku sudah menampilkan banyak sekali kisah-kisah sukses, setelah kupilah-pilah dan ternyata saya tertarik untuk membaca artikel Harian Sore Sinar Harapan pada tahun 2003 yang ditulis oleh bapak Sigit Wibowo.

Tulisan ini berjudul "Kisah Sukses Pengusaha UKM, Nur Dahyar
Dari Karyawan Menjadi Rekanan Toyota"
, luar biasa banget dan penuh inspirasi selain dikarenakan latar belakang kuliah saya dulu yang bersentuhan dengan dunia metalurgi maka kisah ini memberikan beberapa AHA kepadaku. Untuk selengkapnya saya kutip langsung dari artikel tersebut untuk saya sharingkan ke pembaca, mungkin saja teman pembaca mendapatkan inspirasi dari cerita dibawah.

----------------------------

Siapa yang membayangkan orang yang dulunya bekerja di bagian produksi pabrik Toyota Astra Motor (TAM) bisa mengubah nasibnya menjadi rekanan yang memasok komponen pada perusahaan otomotif terbesar di Indonesia tersebut?

Mungkin ada, tidak tidak terlalu banyak. Dan salah satunya adalah Nur Dahyar. Nur—demikian ia biasa dipanggil-membuka usaha pallet setelah “mencuri” ilmu di TAM selama 9 tahun. Saat ini pallet buatan perusahaannya tidak saja digunakan memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga diekspor ke luar negeri. “Sejak awal saya memang mempunyai rencana menjadi pengusaha,” ujarnya.

Pada saat bekerja di Toyota tahun 1978 ia hanya berbekal ijazah SLTP. Namun keinginannya menjadi seorang pengusaha tidak pernah mati, sembari bekerja di Toyota pada malam harinya ia bersekolah SMA hingga lulus Akademi D3 komputer. Ketika bekerja di Toyota, ia pun bertekat menguasai semua bidang sehingga ia minta kepada atasannya supaya di-rolling dari satu bidang ke bidang lain.

Maka sejumlah bidang di industri otomotif ini sudah ia jalani. Mulai dari bidang pengelasan, press, pengepakan, pergudangan dan lainnya. Setelah ia memperoleh cukup ilmu akhirnya ia keluar untuk mendirikan perusahaan kecil-kecilan.
Secara kebetulan ketika di Toyota ia kenal dengan Setiadi, seorang teknisi mesin yang bekerja di PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Hubungan pertemanan ini berlanjut menjadi hubungan bisnis. Nur Dahyar lalu mendirikan perusahaan yang diberi nama PT Nuansa Raya Dinamika (NRD) tahun 1997.

Modal awal pengembangan usaha NRD berasal dari pinjaman BNI sebesar Rp 50 juta. Pertama kali memperoleh order dari Pelindo lewat jasa temannya tersebut. Proyek yang ditanganinya adalah pembuatan 9 pemancar lampu (tower) senilai Rp 135 juta yang dilaksanakan dalam beberapa periode.

“Pada bulan pertama NRD menyelesaikan order sebesar Rp 15 juta tetapi biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp 25 juta,” ujarnya. Hal ini wajar mengingat NRD harus menginvestasikan mesin dan peralatan lain. Setelah memiliki prospek yang baik koleganya tersebut mengajukan pensiun dini agar bisa fokus dalam mengembangkan perusahaan tersebut. Pada mulanya 100 persen saham dimiliki Nur Dahyar tetapi setelah Setiadi bergabung komposisi kepemilikan saham fity-fifty.

“Kami membina hubungan berdasarkan prinsip saling percaya, walaupun sering kali beda pendapat tetapi sampai sekarang masih bisa bertahan,” kata Setiadi. Jika Dahyar lebih menguasai proses produksi maka Setiadi menangani yang berkaitan masalah keuangan. Pembagian tugas yang jelas menyebabkan masing-masing orang tahu apa yang harus dilakukan dan bidang apa yang harus dikerjakan.

Beralih ke Besi/baja
Semula NRD memproduksi pallet yang terbuat dari kayu tetapi mulai tahun 2001 beralih dengan bahan baku dari besi/baja. Sejak tahun 2002 pallet buatan NRD semua berasal dai besi/baja. Hal ini disebabkan negara seperti Malaysia dan Australia sudah tidak mau menerima pallet yang terbuat dari kayu karena menciptakan masalah lingkungan.
Saat ini produk yang dihasilkan NRD tidak saja pallet baja tetapi juga peralatan konstruksi baja dan mesin-mesin sederhana. NRD telah berkembang menjadi tiga pabrik kecil yang menempati wilayah seluas 2560 meter persegi di daerah Semper. 55 persen produksi NRD untuk memasok kebutuhan Toyota sedangkan 45 persen kepada pelanggan lain. Tercatat beberapa perusahaan seperti PT Maersk Line, SCI, American Line, Mulia Keramik mengguanakan produk NRD.

Saat ini beberapa bank telah menyalurkan kredit pada UKM ini yakni Bank Niaga, Bank Permata dan Citibank. “Sekarang kredit yang bisa dikucurkan bisa mencapai Rp 1 miliar per bulan seiring dengan perkembangan perusahaan,” kata Setiadi. Ia merasa bersyukur karena omzet perusahaan yang semula hanya dibawah Rp 100 juta sekarang sudah mencapai Rp 14 miliar.

Setiadi memperkirakan omset perusahaan di akhir tahun bisa mencapai Rp 20 miliar. Meskipun masih mengandalkan produksi pallet baja tetapi produk-produk lain non-pallet akan ditingkatkan. Pada 2005-2007, NRD ingin masuk pada pengembangan produk komponen mesin. Rencananya 2007-2010 investasi peralatan dan mesin-mesin sudah bisa dilakukan dan akhir tahun 2010 sudah bisa berproduksi.

Khusus bahan baku perusahaannya dipasok oleh PT Krakatau Steel melalui 5 distributor dan pipa dari perusahaan Bakrie. Sejauh ini pasokan lancar sehingga produksi tidak terganggu. Namun penguatan dolar terhadap rupiah akhir-akhir ini menyebabkan kekhawatiran karena dampaknya sangat buruk bagi usahanya.

Sementara untuk jumlah karyawan terus meningkat dari tahun 1997 yang hanya Nur Dahyar dengan anggota keluarga saja. Tahun 1998 berjumlah 7 orang sekarang sudah berkembang menjadi 122 orang. Kebanyakan atau sekitar 78 orang merupakan lulusan smu, 3 dari akedemi, 6 orang univeritas dan sisanya pendidikan SD dan SMP.
Jepang ingin masuk setelah melihat prospek bisnis yang baik maka ancaman terbesar yang dihadapi perusahaan adalah rencana perusahaan Jepang melakukan investasi di sektor ini. Hal inilah yang dikhawatirkan karena bisa mengancam eksistensi NRD. Namun kebijakan Toyota yang tetap ingin mempertahankan partner lokal menyebabkan mereka belum bisa masuk.

Tetapi indikasi perusahaan Jepang ingin masuk ke sektor ini sudah ada. “Kami meminta pemerintah memperhatikan ini sebab secara modal dan teknologi mereka pasti tidak kalah,” kata Dahyar.
Sebelumnya tahun 2004 NRD juga terancam setelah produk-produk bajakan dengan harga murah dari Cina diselundupkan melalui berbagai pelabuhan. “Modusnya mereka bekerja sama dengan beberapa orang aparat bea cukai untuk meloloskannya,” ujarnya

Wasalam,

Salam FUNtastic !!!

Monday, July 23, 2007

Kiroro Mirai



Artinya.....dicopy dari blognya ibu Yulia
Mirai e ( Menuju Masa Depan)

Coba liat jejak tapak kakimu,
itulah jalan yang sudah kau tempuh,
tapi coba lihat ke depan juga
itulah masa depanmu

Begitu banyak kebaikan yang sudah kuterima dari ibu
cinta dan kasih sayangnya silih berganti menemani
namun, waktu itu aku masih kanak-kanak,
belum mengerti semua itu..

Namun begitu, ibu selalu menggenggam erat tanganku
dan kita melangkah bersama

"mimpi itu harus setinggi langit
walau ada kekhawatiran, tetap saja mengejar impianmu!"
"karena itulah yang akan menjadi cerita hidupmu
jadi, jangan pernah menyerah!! "
"kalau bimbang dan ragu,
genggam tangan ibu, dan kita akan melangkah bersama "

Coba liat jejak tapak kakimu
Itulah jalan yang sudah kau tempuh
Tapi coba lihat ke depan juga
Itulah masa depanmu

Yuk, kita bersama-sama
melangkah perlahan menuju masa depan......

Sunday, July 15, 2007

Warming up sebelum kick off

Kemarin, Sabtu tanggal 14 Juli 2007 telah dilaksanakan pertemuan formal pertama antara pihak pengelola TK dan Playgroup Primagama cabang Samarinda dengan orang tua murid. Pertemuan berjalan baik dimana dari rencana 50 orang tua murid dihadiri sebanyak 30 orang tua murid, pertemuan ini pula menjadi kebanggaan para Owner (saya, Juni, Candra dan Ahadi) karena seluruh staff pengajar menjalankan tugasnya denganbaik, tidak ada kecanggungan diantara mereka. Pada kesempatan ini pula kami patut berbangga karena pada hari dilaksanakan Contact Learning, Ibu Rika perwakilan Primagama Yogyakarta berkesempatan hadir langsung dalam acara tersebut. Sehingga para orang tua dari murid mendapatkan penjelasan secara detail.

Beberapa hari sebelum acara ini kami telah melakukan beberapa persiapan seperti pembelian genset (karena kaltim hampir tiap hari byar..pet), penyempurnaan lukisan outdoor, penyiapan materi untuk acara tersebut, dll. Acara contact learning ini sendiri menjadi acara pembuka sebelum dimulainya kurikulum baru pada tanggal 16 Juli nanti. Dari semua persiapan yang telah dilakukan, Ibu Rika merasa puas atas kinerja kami (para owner dan staff pengajar) dan menjadi tanggung jawab bersama kami untuk mengemban amanah dari 50 orang tua murid yang telah menitipkan anak2 mereka kepada kami. Nama besar Primagama memang menjadi bukti bahwa lembaga pendidikan ini telah dipercaya oleh masyarakat, dan menjadi awal pembuktian kami bahwa kami mampu mengemban nama besar Primagama.

TK dan playgroup ini merupakan bisnis pertama saya yang membutuhkan investasi lebih dari 100 juta. Sungguh pengalaman yang berarti bagi perjalanan saya menuju TDA, beberapa hari lagi kami berempat akan mulai membuka Perseroan Terbatas, ternyata mencari nama yang cocok tidak semudah menjalankan bisnisnya......(he..he..). Sudah hampir 3 bulan nama tersebut belum muncul juga....untungnya kami langsung TAKE ACTION, apajadinya seandainya kami masih menunggu pendirian PT terlebih dahulu, mungkin sampai dengan sekarang kita tidak akan melihat TK ini. Rupaya modal berani adalah modal pertama kami, jika seandainya juga kami terkungkung oleh biaya investasi yang tidak sedikit ini tentu TK ini belum ada sampai detik ini. So, benar prinsip 4 M nya pak Purdi untuk memulai sebuah usaha yaitu :
1. Mulai
2. Mulai
3. Mulai
4. Mulai

Kekuatan pikiran ternyata menjadi faktor utama berdirinya TK ini, keuntungan usaha dijalankan lebih dari satu orang adalah terjaganya semangat dan motivasi, jika diantara kami ada yang kurang yakin atas usaha ini maka teman yang lain akan memotivasi sehingga keyakinan keberhasilan bisnis ini tetap terjaga. Tidak mudah memang menjaga motivasi ini, butuh usaha ekstra keras apalagi saya yang masih dalam zona kenyamanan dimana setiap hari bertemu dengan orang2 yang dominan otak kiri nya. Target kami untuk tahun ini adalah 50 siswa, diantara kami ada yakin dan ada yang tidak yakin termasuk saya sendiri, ternyata setelah melihat semangat teman yang lain maka pikiran saya 1,5 bulan terakhir hanya ada kata2 50 siswa-50 siswa dan 50 siswa. Alhamdulillah kekuatan pikiran ini menunjukan kekuatannya, ternyata pikiran positif kita dengan sendirinya memancarkan hawa2 positif ke sekelilingnya dan otomatis mencai jalan untuk mewujudkan mimpi tersebut, tidak masuk logika memang tapi harus dibuktikan.

Selama bulan Februari s.d April, posisi para Owner adalah sebagai self employee atau posisi "IN BUSINESS" dimana kami bekerja mencari tempat usaha, mengurus perijinan baik ke tetangga maupun ke pemda, mengurus marketing ke koran,radio,brosur,reklame dan buka stan pameran di mall. Akan tetapi kami mentargetkan tidak selamanya "IN BUSINESS", kami harus "ON BUSINESS" dengan merekrut karyawan yang akan menjalankan sistem yang sudah kita bentuk. Sehingga para Owner berada posisi mengawasi dan evaluasi terhadap sistem yang berjalan.

Cukup simple bukan tapi yang menjadi masalah adalah kesolidan kita dengan para staff pengajar. Ilmu ini ternyata kami praktekan dari ilmunya Pak Purdi sewaktu seminar beberapa bulan yang lalu.

Ok...pembaca mungkin ada inspirasi yang bisa diambil dari tulisan ini semoga bermanfaat.

Salam FUNtastic...

Wasalam,

Monday, July 09, 2007

Bisnis bantal cintaku


Kali ini saya ingin sharing sedikit mengenai bisnis bantal cinta yang kumulai sejak bulan Februari lalu, bisnis ini meliputi jualan bantal cinta (sebagai trend mark nya), sprei yang unik untuk berbagai ukuran bantal, dan bed cover. Awalnya bisnis ini ditawarkan oleh istrinya temen sekantor ke istri saya, dimulai dengan coba-coba akhirnya sekarang menjadi salah satu penyumbang devisa rumah tangga ku (he...he...). Dikarenakan typical orang2 Samarinda yang lebih suka membeli barang dengan kredit maka kami mencoba mengikuti pasar. Awalnya ditawarkan keteman2 di kantor dan pegawai PNS.....rupanya respon pasar cukup menggembirakan. Berbekal tabungan kami mulai mengambil lagi barang ke Jakarta, transaksi yang kedua pun berjalan mulus. Setelah kupelajari ternyata bisnis yang kami lakukan cuma berbekal katalog, jika ada yang tertarik mereka sms ke kami kemudian kami pesan ke Distributor, setelah barang datang kami langsung transfer ke distributor tersebut. Hal ini cukup sederhana dibandingkan jika kita menyetok beberapa barang di toko, setelah kami survey ke beberapa pesaing kami ternyata kelebihan kami ada pada masalah ringannya pembayaran karena menggunakan sistem kredit tadi.

Masalah mulai menghampiri kami ketika akan melakukan transaksi ke tiga, dimana cash flow kami tidak berjalan cepat, maklum kredit ada yang sampai 5x (umumnya 3x). Setelah kupelajari bisnis ini ada 3 poin penting yang harus dipegang :

1. Kekuatan modal adalah nomor 1, karena cash flow lambat akibat sistem kredit ini maka pengembalian modal pun ikut lambat juga. Sehingga solusinya, saya harus menyiapkan modal yang cukup besar yaitu 3 bulan pertama modal saya harus nombok dulu. Setelah 3 bulan kita akan merasakan cash flow nya, walau lambat bisnis ini terbilang pasti karena sistem kami adalah sistem order, dimana pertama-tama order datang dari costumer setelah melihat katalog kemudian kita melakukan pemesanan ke distributor, kurang lebih seminggu barang akan datang, setelah datang maka dilakukan pelunasan ke distributor via ATM, setelah itu kita distribusikan ke costumer yang mengorder tadi dengan langsung membayar cicilan pertama dulu, kemudian dilanjutkan pada bulan ke dua untuk cicilan ke dua dan seterusnya. Walau demikian kami juga menerima pembelian secara tunai yang tentu saja jauh lebih murah dibandingkan secara kredit.

2. Hati-hati dalam memilih pelanggan, hal ini sangat saya perhatikan karena saya memberikan cicilan tanpa jaminan. Saya lihat2 dahulu siapa yang akan saya ijinkan beli kredit ke saya, seperti kemampuan pembayarannya tiap bulan, track recordnya dalam pembayaran ke orang lain. Resiko dari sistem ini adalah terbatasnya konsumen saya karena saya membatasi pembelian secara kredit. Kedepannya saya akan mencoba menjual secara direct selling tapi secara tunai untuk menaikan omzet saya.

3. Perlu 2 rekening tabungan. Tujuannya rekening yang pertama digunakan untuk pengembalian modal dan rekening yang kedua untuk profit. Setiap pelanggan yang membayar cicilan saya selalu bagi menjadi 2, contohnya : 70% dari cicilan untuk pengembalian modal dan 30% dari cicilan untuk profit. Setelah ada pemisahan rekening maka secara otomatis saya bisa mengatur pembelian berikutnya, dan saya juga cukup tenang karena uang profit dari bisnis saya bisa saya lihat. Akan terbayang ribetnya kalo masih menggunakan rekening kecuali memiliki pencatatan akuntansi yang bagus.

So bisnis ini cukup prospektif bagi saya untuk di upgrade omzetnya setelah melihat laporan keuangan yang dibuat istri saya ternyata cukup sehat. Kemungkinan untuk di bukanya toko atau distro masih penjajakan.....

Salam FUNtastic...

Wasallam,

Cari Uang Besar dari Rekayasa Keuangan


"Bukan bermaksud plagiat tapi saya mencoba mengutip langsung tulisan Pak Dahlan Iskan dari harian KALTIM POST edisi 9 Juli 2007 yang ternyata aksesnya cukup lambat ke situs tersebut, atas pertimbangan tersebut saya menghadirkan tulisan berikut sebagai bahan inspirasi kita semua dan untuk kebaikan kita semua"

CATATAN: DAHLAN ISKAN
MISALKAN Anda mempunyai rumah yang bagus. Rumah itu dibangun sendiri oleh kakek atau ayah Anda, sejak pasang batanya, kerangkanya, gentengnya, sampai membuat tamannya. Karena sudah punya rumah sendiri, Anda menyewakan saja rumah warisan itu. Tiap tahun Anda dapat uang sewa. Nilai rumah itu, katakanlah, paling tinggi sekarang Rp 10 miliar. Itu pun akan sulit cari pembeli yang mau segitu.
Tapi, Anda tidak pernah berpikir sedikit pun untuk menjual rumah itu. Anda bangga memiliki bangunannya, menyimpan sertifikat tanahnya, dan menikmati uang sewanya. Tiba-tiba, ada orang datang yang ingin membeli rumah itu dengan harga Rp 13 miliar. Meski mungkin mula-mula Anda langsung mengatakan “tidak akan jual rumah itu”, tapi apakah Anda tidak tergoda untuk memikirkannya?
Begitulah yang kian sering terjadi sekarang di dunia bisnis besar. Jual beli perusahaan terus semakin gila-gilaan. Meski sedang dirundung sengketa yang terus memanas dengan Wahaha, partner-nya di Tiongkok, Danone, sedang menawar dengan harga lebih tinggi perusahaan Kraft Food dari Chicago, AS. Ini perusahaan biskuit yang punya pasar terbesar di Eropa. Untuk membeli perusahaan itu, Danone harus mengeluarkan uang Rp 70 triliun. Jauh lebih tinggi daripada harga wajarnya.
Tentu, pada awalnya, Kraft tidak berniat menjual perusahaannya. Sebab, Kraft sendiri baru saja membeli perusahaan Inggris, United Biscuit unit Portugal dan Spanyol. Tapi karena tawaran Danone memang menggiurkan, jual beli perusahaan itu kini hampir tuntas. Maka, merek-merek terkenal seperti Ritz dan Oreo pun akan menjadi milik Danone. Seperti juga merek terkenal Tiongkok, Wahaha, dan merek terkenal di Indonesia, Aqua.

Merek-merek yang sudah beken, di samping penguasaan pasar dan keandalan manajemen di dalamnya, memang sedang diincar oleh orang-orang yang suka membeli perusahaan. Sebab, mereka menyadari membangun merek dari awal hingga terkenal tidaklah gampang. Memakan waktu panjang, kerja keras, dan biaya besar. Bagi mereka, membeli perusahaan yang sudah ’’jadi” lebih cepat dan mudah. Tinggal satu pekerjaan: mencari uang besar. Ini, mah, pekerjaan rekayasa keuangan biasa saja.
Cara seperti Danone, atau juga Walmart, juga dilakukan raja media asal Australia, Rupert Murdoch. Dulu dia membeli Times of London, koran paling besar dengan merek paling terkenal di Inggris. Kini Murdoch sedang menyelesaikan pembelian Dow Jones. Perusahaan ini, antara lain, memiliki harian Wall Street Journal, koran terbesar dan terkenal di Amerika. Melihat korannya juga diperlakukan seperti barang dagangan biasa seperti itu, beberapa karyawan Wall Street Journal kecewa. Lalu, mereka melakukan demonstrasi kecil-kecilan dengan membeber poster: Dijual, Walmart Journal!
Kalau seorang seperti Murdoch sudah mengincar merek dan reputasi sehebat itu, harga tidak jadi pertimbangan lagi. Meski pada awalnya ahli waris Dow Jones sama sekali tidak pernah berpikir untuk menjual perusahaannya, tapi karena tiba-tiba saja Murdoch memberikan keterangan kepada wartawan bahwa dia mau membeli Dow Jones dengan harga 50 persen lebih tinggi daripada nilai pasarnya, para ahli waris itu limbung. Ahli waris Dow Jones terkaget-kaget. Bukan saja tidak pernah terpikirkan menjual perusahaan, tapi juga belum pernah bicara apa pun dengan Murdoch. Tapi, melihat harga yang disebut itu luar biasa besar (sekitar Rp 48 triliun), lama-lama ahli waris Dow Jones memikirkannya. Kalau reaksi awalnya menolak mentah-mentah, lama-lama menjadi ’’kita pikir-pikir dulu’’. Lalu, ’’Yah, kalau harganya cocok, mengapa tidak?’’ Toh sang ahli waris tidak pernah merasakan susahnya membangun perusahaan itu dulu. Apalagi juga tidak memegang manajemennya. Semua sudah dipegang para profesional sehingga tinggal sesekali saja ’’rasa memiliki’’ mampir pada hatinya. Terutama saat lagi terima dividen. Maka, tidak mustahil bila perkembangan reaksi dari ’’menolak’’, menjadi ’’pikir-pikir’’, sampai ke ’’mengapa tidak’’, akhirnya tiba pada ujungnya: ’’setuju’’!
Di tingkat negara, Singapura-lah yang rajin membeli perusahaan di luar negeri. Negara yang jumlah kepemilikan handphone-nya kurang dari 5 juta itu (karena penduduknya hanya 3 juta) akan memiliki perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia karena terus membeli perusahaan telekomunikasi di mana-mana. Termasuk, Telkomsel dan Indosat di Indonesia.

Di bidang penerbangan, Singapura yang bandaranya saja hanya satu (dan karena itu tidak punya penerbangan domestik) juga bisa memiliki perusahaan penerbangan terbesar karena akan terus membeli perusahaan penerbangan di negara lain. Bulan lalu Singapura membeli 25 persen saham China Eastern, perusahaan penerbangan ketiga terbesar di Tiongkok.
Dan pelabuhan Singapura hampir saja menjadi pelabuhan terbesar di dunia kalau saja tahun lalu berhasil memenangkan persaingan untuk membeli perusahaan pelabuhan London. Keunggulan manajemen Singapura di bidang telekomunikasi, pelabuhan (paling efisien di dunia), penerbangan (terbaik di dunia), dan perbankan memang jadi andalannya.

Kini, untuk menjadi besar, tidak lagi harus jual beli barang. Atau tidak harus mandi keringat, banting tulang membangun usaha mulai dari kecil. Itu sudah dianggap kuno dan lambat. Langsung saja membeli perusahaan yang sudah besar dan ternama. Bahwa harga lebih mahal daripada seharusnya, nanti ada hitungannya tersendiri.
Yang dilakukan Singapura sebenarnya masih juga agak kuno. Masih membeli perusahaan yang kurang baik karena ingin harga yang murah. Lalu, dengan keunggulan manajemennya, perusahaan itu dibenahi. Lama-lama berkembang pesat sehingga nilainya bertambah-tambah. Jelasnya, untuk ’’membeli’’ perusahaan, Singapura masih ’’menjual’’ manajemennya.
Tapi, yang dilakukan Danone atau Murdoch, atau yang lain-lain lagi (tidak mungkin disebutkan satu per satu di sini), sudah tingkat ’’mahir’’: membeli perusahaan yang sudah hebat dengan manajemen yang sudah tangguh. Biar pun harganya lebih mahal, manajemen yang baik akan dengan cepat ’’menutupi’’ selisih kemahalannya itu.
Bagaimana Tiongkok? Negeri ini, tampaknya, berpikir tidak perlu harus melewati tahap-tahap itu. Terlalu lambat. Tiongkok ingin langsung meloncat ke tingkat ’’pascamahir’’ itu tanpa melalui tahap yang dilakukan Singapura atau pun Murdoch.

Lihatlah: Tiongkok mulai membeli Blackstone Group, sebuah perusahaan di AS yang bisnis utamanya justru membeli perusahaan. Sudah ratusan perusahaan hebat-hebat dibeli oleh Blackstone. Dan kini Tiongkok membeli saham Blackstone itu! Tiongkok tidak perlu menunjukkan ’’harus berkuasa’’ di perusahaan tersebut. Manajemen Tiongkok memang belum dikenal hebat seperti manajemen Singapura atau Barat. Tiongkok awalnya membeli 9,9 persen saham Blackstone. Itu pun saham ’’nonvoting’’. Tentu, kepemilikan saham itu akan terus membesar karena Tiongkok akan menanam lagi USD 200 miliar ke Blackstone. Tujuannya agar Blackstone terus punya kemampuan untuk membeli perusahaan lebih banyak lagi. Termasuk membeli Bluestars Group, sebuah holding company milik pemerintah Tiongkok sendiri. Muter seperti susur dan sirih.
Dana USD 200 miliar (angka ini tidak perlu dirupiahkan karena nolnya terlalu panjang) yang akan dimasukkan ke Blackstone itu akan diambilkan dari sebagian cadangan devisa Tiongkok yang kini sudah mencapai USD 1,2 triliun –cadangan devisa terbesar di dunia.

Blackstone juga baru saja membeli Hotel Hilton Group sebesar USD 20 miliar (atau sekitar Rp 190 triliun). Blackstone langsung menarik Hilton dari pasar modal sehingga status perusahaan publik yang sudah disandangnya sejak 1946 berakhir.
Waktu itu, 60 tahun lalu, Hilton perlu go public karena hotel yang didirikan oleh keluarga Hilton pada 1919 di Texas ini ingin membeli hotel terkemuka di New York, Waldorf Astoria. Kini Hilton Group memiliki hotel di 2.800 lokasi, yang otomatis menjadi milik Blackstone, eh Tiongkok, eh Blackstone, eh Tiongkok, entahlah!
Untuk membeli kebesaran, kehebatan, reputasi, dan keandalan manajemen Hilton (kini menjadi jaringan hotel kedua terbesar di dunia setelah Marriott) itulah, Blackstone mau membeli perusahaan tersebut dengan tawaran harga 30 persen lebih mahal daripada sewajarnya.
Dalam kasus jual beli perusahaan seperti itu, mahal-murah benar-benar bukan persoalan besar. Murah-mahal, rupanya, hanya jadi masalah kalau kita membeli beras atau kaus kaki.***

Thursday, July 05, 2007

Jual-beli perusahan menjadi trend dunia

Hari ini saya terinspirasi oleh tulisan Pak Dahlan Iskan dalam harian KALTIM POST tanggal 9 Juli 2007 yang mengambil wacana "Cari Uang Besar lewat Rekayasa Keuangan" dimana beliau mengambarkan bahwa jika seandainya kita membangun rumah kemudian banyak orang yang terpesona dan tertarik untuk membeli rumah itu, belum tentu kita tergoda menjualnya karena sejak awal pembangunannya kita terlibat langsung hingga finishing termasuk pemilihan interiornya. Apalagi jika kita sudah jatuh cinta terhadap rumah tersebut, ditawar 5 milyar pun akan kita tolak. Akan tetapi ceritanya akan berubah seandainya beberapa tahun kemudian kita wariskan rumah tsb. ke anak atau cucu kita yang secara history ahli waris ini tidak mempunyai "rasa memiliki" sebesar kita. Seandainya orang yang tertarik tadi datang kembali menawar rumah warisan tersebut sebesar 10 milyar mungkin saja ahli waris kita masih bertahan untuk tidak menjual rumah tsb. tetapi jika dinaikan sampai 13 milyar ?......saya yakin mereka akan tergoda

Itulah ilustrasi yang terjadi dewasa ini, dimana 20% orang dimuka bumi yang memegang 80 %kekayaan dunia ini beraksi melakukan jual beli perusahan. Model menciptakan bisnis baru kemudian membesarkan hingga mencapai profit yang menggiurkan merupakan model lama bagi para billioner saat ini, karena alasan waktu yang dibutuhkan lebih lama lah sehingga saat ini mereka berlomba-lomba membeli perusahan yang sudah jelas-jelas menguntungkan dimana mereka cukup bermodalkan "over vulus" dan feasibility study. Contoh konkret banyak klub-klub sepakbola Inggris seperti Manchester United, Manchester City, Chelsea, dan Liverpool yang memiliki angka pemasukan vulus yang luar biasa dibeli oleh orang2 yang berkantung tebal seperti Mr. Murdoch.

So bagi kita semua perkara untuk menjadi kaya apalagi dalam waktu singkat tidaklah sesulit 20 tahun lalu, dimana saat ini telah tersedia banyak sekali buku2, pelatihan2 dan komunitas entrepreneur untuk mewujudkan mimpi tersebut. Kecanggihan teknologi juga mendukung proses percepatan ini sehingga saya optimis jumlah pengusaha makin lama makin bertambah khususnya di Indonesia.

Secara detail mengenai tulisan ini dapat dibaca di tulisan Pak Dahlan Iskan .

Salam FUNtastic,

Wasalam,

Monday, July 02, 2007

Pak Purdie bagi2 ilmu.....


Saya baru bisa posting lagi pada malam hari ini dikarenakan baru pulang dari liburan weekend di Balikpapan, selama 2 hari ini saya manfaatkan untuk mengurus BPKB motor, silahturahim dengan orang tua dan keluarga dan yang ngga kalah seru dapat prospek baru untuk pengembangan usaha di bidang pendidikan (saat ini masih proses...setelah goal insya Allah akan di sharing-kan ke pembaca). Langsung aja ke topik...Sebenarnya Pak Purdie memberikan seminarnya hari Jum'at tapi dikarenakan jadwal yang padat maka diundur hari Sabtu...Tema mindset otak kanan dan otak kiri menjadi pembuka seminar tersebut dimana Pak Purdie menggambarkan bahwa rutinitas yang sering kita lakukan sehari-hari telah terpola dalam otak kiri kita termasuk hitung menghitung yang sering kita dapatkan di bangku sekolah, sedangkan intuisi, inovasi, feeling, dan serba ketidakaturan menjadi bagian dari produk otak kanan.

Berbagai teori dari berbagai disiplin ilmu yang kita dapatkan sejak dari SD hingga kuliah membuat aktivitas otak kiri kita lebih dominan dibandingkan otak kanan kita sehingga secara tidak langsung menjadi penghambat atau penyakit kita dalam memulai usaha kecuali jika memilih berkarir sebagai karyawan. Mengapa demikian ? karena setiap peluang-peluang usaha yang muncul didepan kita tidak akan pernah terealisasi menjadi usaha yang sukses dikarenakan terlalu banyak pertimbangan dari otak kiri manusia.

Sebagai contoh ilustrasi respon dari otak kiri manusia :

1. Ketakutan kita terhadap kegagalan, padahal dalam dunia usaha kegagalan merupakan salah satu syarat lulus menjadi pengusaha. Tanpa kegagalan kita tidak akan pernah tau bagaimana kesuksesan itu diraih. Mungkin saja si Fulan ditakdirkan punya 10 kali kegagalan sebelum menjadi seorang milyuner, tapi akan berbeda ceritanya jika si Fulan baru sekali gagal sudah mundur teratur, padahal dia masih punya jatah 9 kali gagal lagi. Jadi lebih baik gagal berusaha daripada gagal mencoba, kuncinya adalah dari kata mulai dan terus mulai, sekali gagal jangan berhenti tetapi pelajari dimana letak kesalahannya. Semakin sering gagal maka mental kita semakin kuat dan feeling kita terhadap usaha gagal dan usaha sukses semakin terbentuk. Ada saatnya ketika feeling manusia terbentuk dia cukup "meraba saja" sudah tau mana investasi yang merugikan mana investasi yang menguntungkan.

2. Terlalu banyak berhitung, belum saja usahanya dimulai sudah memikirkan kapan balik modalnya (BEP) maksudnya ketika sudah tau modal yang dibutuhkan cukup besar dan BEP-nya terlalu lama kita mundur teratur padahal kita belum mulai. Rupanya kalkulasi di atas kertas membuat kita kalah sebelum mengambil tantangan. Ini lah salah satu penyakit mengapa kita masih bertahan di kuadran kiri (kuadran employee atau kuadran self employee).

3. Tidak berani usaha karena tidak punya modal uang, padahal sangat banyak sekali pengusaha2 di Indonesia yang sukses tanpa harus memiliki modal uang dari kocek pribadi, masih banyak cara untuk mendapatkan uang contohnya dari BODOL (Berani Optimis moDal Orang Lain, BOTOL (Berani Optimis Tenaga Orang Lain), BOBOL (Berani Optimis Bisnis Orang Lain). Modal uang tergantung modal2 yang lain seperti modal koneksi/relasi, modal keberanian, modal keyakinan sukses, modal doa dan modal2 yang lain. Tanpa itu kita akan sulit mendapatkan modal uang karena uang adalah alat untuk mencapai sukses atau kaya, sedangkan yang lain merupakan pondasi untuk sukses tanpa adanya keberanian dan keyakinan sukses, berapapun kita punya uang akan susah untuk sukses.

Beberapa cara untuk mengoptimalkan otak kanan sebagai dasar berwirausaha adalah :

1. Memperbanyak bergaul atau berkomunitas dengan orang2 "otak kanan" karena dengan komunitas2 ini maka semangat serta motivasi kita terjaga, langkah ekstremnya adalah resign dari kerjaan saat ini. Karena kehidupan kerja yang bergelut dengan karyawan2 menyebabkan otak kanan kita tidak menemukan kebebasannya. Tapi jika bergaul dengan para pengusaha2 atau calon pengusaha secara nyata akan mendorong kita masuk dalam persaingan atau kompetisi untuk mencapai target tertentu. Seperti klub 11 digit yang diprakarsai oleh Pak Roni, dimana beliau mengajak anggota TDA untuk berlomba-lomba mencapai income bersih (Net Worth) 11 digit selama 5 tahun.

2. Take action saja secepatnya, jangan terlalu lama berkutat pada hitungan untung rugi, karena pada kenyataannya hasilnya sering berkebalikan dengan hitungan tsb. Banyak yang hitungannya untung ternyata setelah dilakoni malah rugi tapi banyak juga kalkulasi kita rugi ternyata usaha tersebut dapat bertahan hingga sekarang. Jadi action saja sekarang, toh kalo kita belajar berenang tidak perlu teori segudang cukup langsung cebur saja, hari pertama ngga bisa, hari kedua mulai ngambang, hari ketiga mulai bisa berenang, hari keempat mulai pake gaya bebas, sebulan kemudian udah bisa berenang dengan cepat sesuai target yang dikehendaki. Setelah bisa berenang kita dengan mudah ngajarin orang berenang, jadi street smart lah.....kuncinya adalah dengan mengambil keputusan "take action" berarti kita menggunakan otak kanan, otak kiri akan bekerja dengan sendirinya memikirkan gimana caranya usaha tetap survive hingga sukses.

3. Lebih banyak bersedekah, dengan berinfak berarti kita telah menginvestasikan uang kita untuk dunia dan akhirat. Maksudnya pahala dapat, rezeki dunia insya Allah dapat karena dengan jelas Allah berjanji nilainya 1 : 10, 1 unit kita menginfakkan harta kita di jalan Allah maka akan diganti 10 kali lipat unit dari Allah (tentu saja perlu dilandasi keikhlasan). Jika kita bersedekah/berinfak/berzakat masih hitung2 an, maka Allah pun akan perhitungan untuk menurunkan rezekinya ke kita. Berutang ke bank sebenarnya posisi kita berada pada tangan diatas, karena cicilan yang kita bayarkan sama saja kita menafkahi bank tersebut termasuk menggaji karyawannya, jadi tangan kita lebih mulia dong.........selain itu dengan meminjam modal dari bank berarti kita didoakan oleh banyak orang supaya usaha kita sukses, sebaliknya jika usaha memakai duit pribadi yang mendoakan cuma kita seorang...he..he..he..

Pak Purdi juga menggambarkan bahwa menjadi karyawan tanpa kita sadari rezeki kita dikendalikan orang lain sedangkan menjadi pengusaha, kita sendiri yang mensetting rezekinya, mau punya penghasilan 100 juta per bulan kah atau 1 milyar per bulan semuanya tergantung kerja pintar kita tentu saja disertai doa. Kita perlu menyimak negara tetangga Australia dimana jumlah pengusaha hampir sama banyaknya dengan karyawan sehingga karyawan disana memiliki penghasilan yang cukup besar karena nilai seorang karyawan sangat berarti disana, sebaliknya jika kita bandingkan dengan negara kita tentu bertolak belakang, jadi peningkatan jumlah pengusaha di negara ini menjadi project besar pemerintah, karena peningkatan ini secara langsung ikut serta meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran karyawan.

Diakhir topik seminar pak Purdi membagikan trik2 untuk mempercepat pertumbuhan bisnis kita, yaitu :

1. Jangan terjebak hanya menjual produk saja tapi perlu dikonsentrasikan pada tahap penjualan bisnis kita. Setelah bisnis kita dibangun pada pondasi yang kuat maka segeralah untuk menjual bisnis kita dengan berbagai cara seperti pembagian saham ataupun diwaralabakan. Kita bisa menjual bisnis kita sekali deal langsung jual atau menjualnya berkali-kali seperti diwaralabakan.

2. Bisnis apapun harus beli properti karena :
a. Kita bisa mendapatkan modal usaha dari pembelian 1 unit
properti atau lebih
b. Ada capital gain dalam bisnis properti
c. Properti mampu menjadi backup usaha kita pada saat2 terjepit
d. Kita bisa membeli properti tanpa uang muka malah dapat duit

Demikian yang bisa saya sharingkan ke pembaca semoga tulisan ini menjadi inspirasi bagi kita semua termasuk saya sendiri yang masih amphibi.

Wasalam,

Salam FUNtastic......!!!

Saturday, June 30, 2007

Progress layout outdoor TK Primagama Samarinda


Alhamdulillah.....progress penyiapan layout untuk outdoor terus dikebut untuk memenuhi target 16 juli ini, dalam foto diatas pemasangan canopy dalam tahap pemasangan rangka, salah satu keunggulan TK kami adalah kenyamanan tempat bermain outdoor bagi anak2 didik kami sehingga pada siang hari yang terik mereka tidak kepanasan dan pada saat hujan mereka tidak kebasahan. Proses penentuan apakah menggunakan canopy atau tidak berlangsung cukup alot juga karena harga canopy ternyata tidak murah juga, akan tetapi setelah berunding beberapa kali antara OWNER dengan para bunda (staff pengajar) akhirnya diputuskan menggunakan canopy dengan alasan kenyamanan bermain anak2 menjadi added value kami dibanding institusi yang sejenis.


Selain pemasangan canopy, dinding2 TK kami juga sudah mulai dilukis, kemarin saat mampir ke TK, saya melihat tema lukisannya mengenai aktivitas sehari-hari dan pemilihan tema ini telah ditentukan oleh para bunda. Dinding yang dilukis ini pun sudah dibuat draftnya sehingga tinggal di cat dengan berbagai komposisi warna, setelah komposisi warna selesai maka ada tahap finishing untuk mendetailkan gambar. Dalam gambar diatas ini terlihat juga adanya playground beserta papan pelunsurannya yang dilengkapi dengan box pasir dimana anak2 ini nantinya lebih aman ketika turun. Penghubung antara tower 1 dengan tower 2 ada tangga gantung yang telah didesain cukup aman, dengan harapan adanya tangga gantung ini akan merangsang jiwa petualangan anak2 didik kita. Sedangkan pada lantai akan dilukis juga dengan tema ular tangga. Sungguh menarik bukan, saya tidak sabar lagi untuk melihat hasilnya......oh iya saya lupa nih, karena areal outdoor ini cukup luas maka dengan berbagai aktivitas tentu saja tangan dan kaki anak2 ini akan kotor, oleh sebab itu kami menyiapkan westafel untuk membersihkan tangan dan kaki mereka.

Mengenai layout indoor sudah beres, tinggal menata mebel2 nya saja, ehm...ehmm...(menghela napas,red) tanpa disadari ternyata mimpi kami dibulan februari 2007 kemaren sudah mendekati kenyataan, ternyata kita harus memiliki mimpi dahulu sebelum memulai usaha, tanpa mimpi mustahil TK ini akan berdiri disini. Kalo diingat2 lagi beberapa bulan yang lalu gimana susahnya mencari lokasi TK, mencari guru dan kepala sekolah, marketing ke radio-koran dan mall2, belum lagi spanduk kami dijalan-jalan banyak dicuri sama orang2 pasar he..he...teryata memang harus ada episode seperti ini.

Goal kami setelah 1 tahun beroperasi TK ini di proyeksikan sebagai tempat training centre bagi TK primagama baru yang akan dibuka di Kalimantan, tentu saja selama 1 tahun ini kami akan membangun 1 sistem yang lebih solid lagi sehingga bisa menyamai bahkan lebih dari pendahulunya BIMBEL PRIMAGAMA, amin. Karena kami menjadi pioner sayang rasanya kalau tidak totalitas di bisnis ini, mohon doanya dari pembaca sekalian. Kami juga ingin menjadi salah satu institusi yang mampu mencetak anak-bangsa2 yang active, innovative dan berakidah Islam.

Wasalam,

Salam FUNtastic

Thursday, June 28, 2007

Pusingkah menjadi karyawan terus...

Selama 3 hari ini sejak posting yang terakhir saya sibuk sekali menyelesaikan kerjaannya TDB, yah menyelesaikan komplain2 costumer, meeting ini meeting itu, yah ngecek cash flow operasional cabang, pengejaran target invoice bulanan, belum lagi kalo dana operasional kekurangan dana cash akibat tidak balance nya antara anggaran dan actual budget yang turun dari kantor pusat, wah pusing deh malah kadang2 duit pribadi kepake juga tuh untuk nutupin dana operasional..............wah kalo diceritain bisa banjir air mata nih (he..he..parabola dikit lah). Padahal kalo dipikir-pikir yah segitu besar pengorbanan untuk kerjaan TDB buntut2 nya cuma puas dengan gaji bulanan, itu pun selama 12 bulan flat, masih mending kalo ada bonus atau kenaikan gaji tahun depan, kalo kaga'.......

Itulah sedikit romantika dari kehidupan sebagai TDB (karyawan,red), mau tidak mau, suka tidak suka kita harus patuh dan tunduk pada sistem yang sudah berlaku. Kalo tidak suka lebih baik pindah perusahan aja, nah celakanya di perusahan baru walaupun gajinya lebih besar tapi suasana tidak se enjoy di perusahan sebelumnya. Buntut2 nya pundung.....lagi, so sampai kapanpun juga kita akan ketemu dengan tembok penghalang, kita tidak merdeka, kemampuan kita tidak terasa optimal,dll....deh (keluh kesah terus!!!).....kalo prasangka, keluh kesah kita semuanya negatif maka semua energi dan activitas kita menghasilkan produk yang negatif.

Coba bandingkan dengan orang2 TDA dimana seluruh pikirannya dihabiskan untuk memikirkan bagaimana usaha yang dimilikinya terus berjalan bahkan omsetnya terus naik, bagaimana setelah usaha yang satu sudah berjalan mulai melirik peluang usaha yang lain, bagaimana caranya mendapatkan sebanyak-banyaknya aset. Sungguh mengherankan memang, disisi lain justru karyawan yang memiliki keterbatasan financial malah memiliki rasio liabilitas terhadap income jauh lebih tinggi daripada seorang wirausaha.

Kecenderungan yang terjadi dimasyarakat kita khususnya dikalangan pekerja bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan maka tingkat pengeluaran(liabilitas) juga makin tinggi, karena kembali lagi pada gaya hidup. Gaya hidup seorang wirausaha cenderung lebih terkontrol dibandingkan seorang karyawan, mengapa ? yah karena seorang TDA tidak memiliki jaminan keuangan seperti layaknya karyawan yang setiap bulan selalu terjamin. Ini lah yang menyebabkan seorang TDA lebih berhati-hati terhadap cash flow perusahan dan cash flow pribadinya, yang secara tidak langsung seorang TDA lebih "melek financial" daripada seorang karyawan. Coba deh kita lakukan survey, mana yang lebih banyak menggunakan perencanaan keuangan apakah seorang pengusaha atau seorang karyawan?

Ketika saya dulu masih bergaji 1 juta per bulan maka pengeluaran saya mencapai angka Rp. 800 ribu, ketika gaji saya naik 2 juta maka pengeluaran saya juga naik menjadi 1,3 juta. Bisa anda bayangkan seandainya gaji saya mencapai angka 10 juta sebulan, berapa banyak pengeluaran yang saya keluarkan.......pernahkah kita berpikir seandainya gaji saya 10 juta maka pengeluaran saya tetap 1,3 juta dan sisanya 1/3 saya tabung, 1/3 yang lain saya investasikan ke bisnis2 yang Return of Investmen-nya (ROI)tinggi dan sisanya saya habiskan untuk menikmati hidup.....
Saya rasa itu ide yang LUAR BIASA, tapi bagi seorang karyawan hal itu sungguh susah diterapkan, mengapa? karena konsep entrepreneur, konsep otak kanan-otak kiri, konsep brani mengambil resiko, konsep berani gagal, konsep berani mencoba lebih baik daripada gagal mencoba,....belum tumbuh dalam diri kita masing2.

Saya berharap wacana ini sedikit banyak bisa menggugah atau menggelitik alam pikiran atau mindset anda yang selama ini masih takut untuk memulai usaha, takut berpindah kuadran, ataupun masih loyal dengan konsep pekerjanya.....oleh sebab itu jangan lewatkan :

Untuk Masyarakat Balikpapan dan Samarinda yang merindukan dibukanya Entrepreneur University (EU).
Kami informasikan bahwa kegiatan Entrepreneur University tersebut dibuka
Tanggal 28 dan 29 Juni 2007.
Waktu 17.00 WITA
Bertempat di :
- Hotel Adika Bahtera ( Balikpapan )
- Hotel Grand Victoria ( Samarinda )


LEBIH LENGKAPNYA DAPAT DILIHAT DISINI atau hubungi ke HP saya 08125536109

Wasalam,

Salam FUNtastic

Monday, June 25, 2007

Persiapan menyambut tahun ajaran baru


Alhamdulillah tanggal 16 Juli 2007 sudah semakin dekat, detik2 menyambut kedatangan tahun ajaran baru sudah didepan mata, ini lah saat untuk membuktian kekompakan team work ini. Kami menyadari TB dan TK Primagama ini menjadi pioner di Kalimantan. Oleh sebab itu begitu banyak mata yang memperhatikan sepak terjang kami, jika kami sukses di Samarinda maka dalam waktu dekat di Balikpapan, Bontang, Sangata dan kota2 lain di Kalimantan akan menyusul di buka. Jika melihat kebelakang ide pendirian lembaga pendidikan ini berawal dari acara Nyantrik peserta Entrepreneur University (EU) dimana dari Samarinda diikuti oleh beberapa orang termasuk pak Juni, Chandra dan Hadi. Saya sendiri saat itu tidak bisa ikut karena masih dinas keluar kota. Dari kunjungan ke tempat2 usaha di Yogyakarta tersebut ternyata pak Chandra mencium peluang bisnis TB&TK Primagama. Gagasan tersebut mulai dimatangkan oleh beliau hingga didapatkan 6 orang yang tertarik termasuk saya sendiri yang ditawari melalui telpone. Alasan ketertarikan saya dikarenakan dari dulu saya lebih mencintai bisnis di dunia pendidikan sehingga tawaran ini saya langsung ambil dan benar saja dalam rentan waktu 5 bulan ini sejak Februari kami sudah berproses walaupun dari 6 orang pemegang saham menjadi 4 saja. Tapi dengan kesolidan tersebut kami tetap maju walaupun rintangan menghadang seperti masalah dana. Adapun beberapa step yang kami lalui adalah sebagai berikut :

1. Mencari kontrakan
2. Membayarkan Master Frenchise
3. Merekrut karyawan
4. Persiapan perlengkapan yang mendukung kegiatan belajar dan mengajar
5. Persiapan bunda2 pengajar dengan training kurikulum di Yogyakarta
6. Marketing
7. Mmbuka pendaftaran
8. Pematangan secara institusi untuk menyambut tahun ajaran baru

Ada beberapa hikmah yang dapat saya rasakan :
1.Take Action dahulu, jangan berpikir-pikir dulu dalam mengambil peluang. Gunakan otak kanan dahulu baru kemudian otak kiri, karena jika kalkulasi terlebih dahulu apakah bisnis ini untung atau tidak maka setelah melihat angkanya yang besar maka semangat kita akan menciut, alhasil boro2 maju kita malah mundur teratur dari persaingan.

2.Jangan pernah meremehkan semangat dan motivasi, tanpa itu maka proses selanjutnya hanya angin lalu saja. Semangat dan motivasi lah yang saya gunakan untuk mendapatkan pinjaman modal he..he.., seandainya saya tidak yakin maka saya pun tidak punya keberanian untuk mempresentasikan peluang2 usaha ini ke orang2 yang meminjamkan modalnya.

3.Jangan pernah takut GAGAL karena kegagalan adalah pembelajaran, tanpa pembelajaran kita tidak tahu mana bisnis yang prospek mana yang tidak, semakin sering kita gagal maka jam terbang kita semakin tinggi secara otomatis feeling kita terhadap prospek bisnis semakin kuat. Hal itu tidak kita dapatkan dalam dunia kerja, semakin sering kita buat kegagalan maka ancaman pemecatan semakin dekat he..he...

4.Menjalankan usaha lebih baik dalam status TDA, maksudnya jika kita masih bekerja (AMPHIBI) maka usaha yang kita bangun tidak maksimal dan hal ini saya rasakan sendiri, ada kemudahan yang saya rasakan saat ini dimana 2 orang dari OWNER ini sudah TDA sehingga mereka lebih totalitas, cuma mau sampai kapan mereka terus2 seperti itu yang seharusnya bisnis ini dijalankan oleh 4 orang dalam kondisi yang sama, saya merasakan ada yang ganjil saja walaupun sampai detik ini kami masih solid. Oleh sebab itu saya memberikan komitmen saya kepada mereka bahwa akhir tahun 2007 ini saya harus sudah menjadi TDA. Bagaimana pun caraya saya harus sudah mapan secara financial sehingga saya bertekad dalam hati bahwa awal tahun 2008 merupakan lompatan bisnis saya akan terjadi. Pengembangan TB&TK Primagama ke suluruh kota di Kalimantan tidak bisa saya lakukan hanya di meja kantor saya saat ini saja, saya harus banyak dilapangan untuk membangun pondasi bisnis ini.

5.Kekuatan Doa memegang peranan penting dalam kelancaran bisnis kita, doa adalah senjata sekaligus tameng kaum beriman, tanpa doa ibarat berperang tanpa senjata dan perisai. Allah SWT lah yang menjadi tujuan hidupku, saya membangun bisnis ini sebenarnya untuk Dia, semakin saya Financial Freedom semakin banyak yang bisa saya lakukan untuk umat ini. Saya ingin menjadi pintu rejeki dan pintu rahmat bagi hamba Allah yang lain.

Amin......semoga tulisan ini terus mengilhami, memotivasi dan menginspirasi diriku sepanjang masa, tulisan ini akan kubuka ketika kurasakan ada penurunan motivasi.

Salam FUNtastic,

Sunday, June 24, 2007

Bagaimana memulai usaha?

Blog kali ini saya sadur dari tulisan dalam blog mas yoyok semoga menginspirasi temen2 yang masih TDB ataupun AMPHIBI.

Pembaca
Kemarin sepulang dari jogja saya bareng dengan seseorang yang baru 2 tahun lulus kuliah di universitas swasta di yogyakarta, jurusan Hukum. Dia bercerita selama 2 tahun ini sedang mencari kerja di notaris, pengacara, bahkan sampai mendaftar di Bank swasta... dan semuanya itu belum berjodoh dengannya... Ada beberapa panggilan kerja, tetapi itu bukan yang dia sukai... Jadi statusnya masih job seeker....
Saya jadi teringat 5 tahun yang lalu, ketika posisi dulu saya sama dengan dia sekarang ini. Lamar sana, lamar sini, bikin surat lamaran sampai puluhan kemudian masukin ke kantor pos dan berharap ada panggilan kerja... Ternyata dari dulu sampai sekarang tidak berubah. Paradigma yang tercipta dari kampus kita kuliah sama, lulus kuliah, cari kerja. Pada waktu wisuda pun, pesan dari rektor seperti itu... semoga mendapatkan pekerjaan yang layak nantinya. Bisa dihitung dengan jari, rektor yang berpesan, semoga setelah lulus, bisa membuat perusahaan sendiri, bisa berbisnis sendiri, dan memberikan gaji kepada orang lain. Jarang yang seperti itu!

Dan pendidikan yang ada dari jaman orde baru sampai sekarang masih sama. Hanya berkompetisi di otak kiri saja. Semuanya harus masuk di logika dan hitungan; pekerjaan otak kiri. Sementara otak kanan yang berisi intuisi, emosi, dsb jarang sekali tersentuh. Tidak pernah ada mata kuliah yang mengajarkan bagaimana menjadi suprvisor, bagaiamana menjadi manager umum, bagaimana cara membuat system perusahaan, bagaimana cara merekrut karyawan, bagaimana membangun bisinis, bagaimana menghadapi kegagalan, bagaimana cara bersukur kepadaNya atas segala karunianya, dsb...
So, bagi anda yang manjadi dosen, guru, pengajar dan sebagainya, hendaknya mulai memikirkan hal ini. Karena ternyata dunia setelah lulus kuliah sangat jauh berbeda... Dan di terima atau tidak, bahwa sekarang ini era industri sudah mulai bergeser ke era informasi. Artinya, employee sudah bukan menjadi alternatif lagi untuk mendapatkan kesejahteraan hidup..
So, saya menceritakan tentang perjalanan saya kepada anak yang baru lulus itu, dari saya dulu job seeker sampai pindah kerja ke TDA, dan sesuai dengan perkiraan saya, di surpraised! Kelihatan banget perubahan di raut wajahnya yang sepertinya menerima ide yang aneh... Dan kelihatan banget kalo hal itu baru baginya...
Kemudian muncul pertanyaan darinya seperti ini.

1. Bagaimana memulai usaha?

2. Apa usaha yang tepat buat saya?

3. Saya tak punya modal untuk usaha, terus bagaimana?

4. Bagaimana jika usaha saya nanti gagal? Apa yang saya lakukan?

5. Dimana saya belajar seluk beluk usaha saya?

Saya menjawab:

1. Untuk memulai usaha dibutuhkan tekad dan semangat yang tinggi dan berorientasi pada hasil, jangan pada resiko. Untuk menjaga semangat tetap tinggi dan stabil, mengadopsi (dan sedikit memodifikasi) dari film the Secret, yaitu kita ambil sebuah batu kerikil. Kemudian dengan memegang kuat batu itu, kita ikrarkan niat kita, kita bulatkan semangat kita, dan rasakan gejolak semangat dari ujung kaki bawah ke kepala, dan rasakan juga energi tersebut menyentuh batu yang kita genggam tadi. Nah, batu itu kita masukin ke kantong kita dan bawa kemana pun kita pergi. Kemudian jika kita suatu saat lagi down semangatnya, lagi bad mood, BT, demotivasi dan sebagainya, genggamlah kuat batu itu, insya Allah, pikiran kita akan teringat dengan ikrar kita sebelumnya, dan semangat akan segera mucul kembali.

2. Usaha yang paling tepat adalah usaha yang sesuai dengan hobi. Misalnya hobinya memasak, maka mungkin bisa membuka toko tentang memasak ataupun peralatan masak. Misalnya hobinya koleksi pakaian muslim, maka mungkin bisa membuka toko butik pakaian dsb. Tujuannya menyesuaikan dengan hobi adalah selain kita bisa expert di bidangnya, juga untuk menciptakan energi positif karena kita akan selalu merasa senang mengelolanya.

3. Nah untuk permodalan, ada ilustrasi sebagai berikut. Misalnya ada 2 orang, si A dan si B mau bepergian ke dari Jakarta ke Surabaya. Kedua orang tadi sama-sama tidak punya ongkos untuk pergi Surabaya. Tiap hari si A selalu berharap agar mendapatkan ongkos untuk pergi ke Surabaya. Dia mengatakan kepada semua orang dia tidak bisa ke Surabaya karena tidak punya ongkos, dan dia mengharapkan agar ada orang yang mau memberikan sumbangan ataupun tumpangan gratis ke Surabaya. Sementara si B, dia langsung action. Dia tidak punya ongkos, tetapi punya tekad. Walaupun tidak ada ongkos, dia niat untuk jalan kaki menuju ke Surabaya. Sementara si A sedang merenungi nasibnya, si B sudah puluhan km meninggalkan jakarta menuju Surabaya. Nah, jika anda punya uang lebih, kira-kira akan di berikan kepada siapa uang itu untuk ongkos ke Surabaya? Tentunya si B kan? Karena kita melihat SEMANGAT dan TEKADNYA. So, investor pun akan berpikiran sama seperti itu. Bahkan Bank pun sama. Maka dari itu, jangan karena tidak ada modal kita nggak mau memulai. Mulailah dulu dari apa yang bisa kita kerjakan sekarang. Jangan tunggu modal. Modal akan menghampiri kita manakala alam semesta sudah berkehendak (The Secret). Jika ingin punya punya toko mainan anak, misalnya, jangan pikir dulu uang dari mana, ngutang ma siapa dsb. Tapi pikirkan saja butuh space ruang berapa, desainnya bagaimana, mainan apa saja yang akan dijual, target marketnya usia anak berapa, lokasi yang paling tepat dimana dsb.. Intinya Action dulu. Dan Yakinlah, bahwa modal akan datang.

4. Sekarang kita bicara tentang kegagalan... Sudah banyak referensi tentang riwayat kegagalan orang-orang hebat yang ditulis di banyak media... Misalnya, Sandler yang sudah gagal ratusan kali menawarkan produknya ke restoran-restoran, akhirnya berhasil, sehingga kita bisa makan KFC hari ini, dll,dll banyak kok contoh yang lain .. Nah jadi kalo kita baru belum berhasil ketika mencoba baru 1 kali, pantaskah itu disebut gagal? Kegagalan adalah belajar. Itu saja. Kegagalan adalah manakala kita berhenti berusaha ketika kita belum berhasil.

5. Untuk belajar usaha, banyak sekali. Anda bukan orang pertama yang memulai usaha. So, ngobrol dengan rekan anda, kelilinglah seputar kota anda, lihatlah toko-toko yang ada disana, masuki lah yang kelihatan menarik,dan ngobrolah dengan pemiliknya. Setelah keluar, anda catat, kenapa anda tadi masuk toko itu? Apa yang menarik dari toko itu sehingga anda mau masuk? Enakkah anda ngobrol dengan pemiliknya, apakah ada yang perlu ditambah dalam tokonya, apakah ada yang perlu di hilangkan dari tokonya... terus begitu.. rutinlah melakukan hal itu tiap hari. Dan dari semuanya, ambillah yang paling baik diantaranya, terapkan pada toko/usaha anda... pasti berhasil! Dan ingat sekali lagi saya katakan disini bahwa jenis jualan, jenis dagangan, kinds of product, itu bukan hal utama kita. Itu hanya tools, hanya sarana. Yang paling utama adalah kita! Kita-lah barang dagangannya... Ada kata-kata yang bagus, tapi maaf saya lupa siapa yang mengatakannya, dia menyebutkan bahwa Everybody is Seller, and Everybody is marketer...
Demikian pembaca, semoga bermanfaat.

TDA Property

Subhanallah....pada hari Sabtu, 23 Juni 2007 ada momen bersejarah dimana digelarnya seminar mengenai TDA PROPERTY yang dibawakan oleh Pak James (salah satu anak didik Pak Tung), rupanya seminar tersebut yang dihadiri oleh 200 orang menjadi cikal bakal TDA property.

Selain kebesaran Allah ada hal yang sungguh di sayangkan karena pada hari itu sebenarnya para OWNER TK PRIMAGAMA SAMARINDA (saya,Juni,Candra dan Hadi) akan menghadiri acara tersebut di Jakarta, tapi dikarenakan ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan maka yang berangkat hanya Pak Hadi dan Pak Candra. Dan luar biasanya lagi ternyata kisah sukses Pak Candra dalam menggondol uang > 5 milliar dari bisnis property itu dalam waktu cuma 5 bulan saja bergema juga sampai ke Jakarta. DAHSYAT......DAHSYAT......DAHSYAT man, saya sungguh beruntung dapat mengikuti perkembangan proses pencairan duit itu sejak gol nya ruko di wilayah Sempaja hingga yang terakhir 2 buah unit rumah di perumahan Grand Tamansari (Wika), dan 1 property lagi masih dalam proses di salah satu real estate terbaik di kota Samarinda, tidak maen2 seandainya gol.....1 unit tersebut mencapai 8 milliar rupiah (anda bisa bayangkan fee marketing yang saya dapatkan he....he....).

Saya banyak berguru dari Pak Candra, padahal proses bisnis property saya masih 1 itupun saya lakoni sejak tahun 2006. Tapi Alhamdulillah dengan pengalaman2 beliau saya makin optimis Saya pasti bisa seperti Pak Candra, kadang2 saya merasa ciut juga dengan besarnya kredit yang harus dibayarkan ke Bank tapi jika kita berorientasi kepada resiko maka kita tidak akan maju2, kita harus berorientasi pada hasil seperti dikatakan oleh Pak Yoyox.
Hasil liputan mengenai seminar tersebut dapat dilihat dalam blog pak Hadi Kuntoro dan pak Roni Yuzirman.

Wasalam,

Salam FUNtastic

Saturday, June 23, 2007

Pernikahanku



Alhamdulillah kupanjatkan kepada Allah SWT karena pada bulan Maret 2004 selepas wisuda Saya mempersunting wanita yang sangat kucintai, momen2 tersebut sangat indah sekali dan ini menjadi langkah awal saya memasuki kehidupan berumahtangga. Saat itu saya baru saja menjadi seorang TDB (karyawan) dimana baru 1 bulan selesai training. Walaupun sudah menjadi TDB, hati ini masih menjerit karena dunia yang saya geluti saat ini mengantarkan saya semakin jauh dari mimpi saya untuk menjadi seorang TDA. Saya masih ingat betul kata2 pak Rektor ITB saat itu (sekarang udah jadi Menristek,red) "Ada 2 dosa besar yang akan kalian pikul, yakni pertama ketika beberapa tahun yang lalu dimana kalian lulus UMPTN pada saat itu anda telah menyingkirkan sekian ribu calon mahasiswa yang ingin masuk ITB, dosa yang kedua akan kalian pikul ketika anda2 semua menjadi karyawan karena saat itu ada bayak sekali calon2 karyawan yang tersisih karena anda, jadi untuk menghapus dosa2 anak2 ITB adalah dengan banyak2 membuka lapangan kerja baru untuk menampung orang2 yang pernah kita sisihkan sewaktu UMPTN yang lalu". Wejangan tersebut sampai detik ini masih terekam dalam memoriku dan menjadi inspirasi bagiku untuk melepaskan kungkungan dunia TDB.

Dahsyat....Dahsyat....Dahsyat,

Salam FUNtastic !!!

Wasalam,