Monday, August 20, 2007

"The secret" bukti kekuasaan Tuhan

Buku The Secret akhir-akhir ini menjadi bacaan favorit di kalangaan anak2 EU Samarinda malah stok buku ini di Gramedia sudah habis. Buku ini seketika menjadi barang langka, mencarinya ke teman2 untuk dipinjam juga agak susah karena sudah di booking, he...he... luar biasa sekali buku ini. Akan lebih dahsyat lagi jika versi DVD nya sudah bisa dinikmati oleh masyarakat Samarinda.

Terlepas dari kepopuleran buku ini, saya mencoba menyampaikan buah pikiran saya untuk menanggapi tulisan2 dalam buku ini walau terus terang saja saya belum sempat menyelesaikannya karena keburu dipinjam oleh teman...he..he...

Seperti yang ditulis oleh mas Yoyok mengenai Posisi Tuhan dalam THE SECRET saya berpandangan bahwa alam semesta yang digambarkan dalam buku ini merupakan energi terbesar yang akan menerima frekwensi pikiran manusia dan mengembalikannya ke manusia bersama perwujudan2 yang pernah manusia pikirkan. Law of attraction menjadi hukum terbesar dan dominan di alam semesta ini. Sebenarnya selain hukum keterkaitan (law of attraction) masih ada hukum2 lain yang terintegrasi dengan hukum ini yaitu hukum keseimbangan dan hukum sebab-akibat. Menurut saya ketiga hukum ini bekerja di alam semesta secara simultan dan terintegrasi.


LAW OF ATTRACTION (hukum tarik menarik)

Rata2 manusia memikirkan 60.000 hal dalam sehari, pikiran2 tersebut ada yang terwujud dan ada yang hanya menjadi bunga mimpi saja. Pikiran2 manusia yang disampaikan ke alam semesta dan diperkuat dengan kekuatan emosi akan menarik kemiripan2 atau menarik apa saja untuk mewujudkan mimpi manusia ini. Kekuatan pikiran ini harus diperkuat setiap saat hingga menjadi blue print dalam alam bawah sadar manusia, sehingga sebenarnya alam bawah sadar inilah yang akan menggerakan aktifitas tubuh kita untuk bertemu dengan aktifitas2 yang akan mewujudkan mimpi2 ini. Saya terus melatih hukum ini dengan latihan ringan seperti memikirkan bahwa saya mampu menemukan tempat parkir yang saya inginkan dalam suatu area parkir di kawasan mall Lembuswana di Samarinda yang terkenal sangat padat itu. Sejak saya melangkahkan kaki dari rumah menuju mall tersebut saya memimpikan tempat tersebut secara detail dan hampir setiap saat saya ulang mimpi ini dalam pikiran saya dan saya yakin mimpi ini mulai terbentuk dalam bawah sadar saya. Dan Alhamdulillah dalam 3 kali percobaan saya selalu menemukan ruang kosong cocok seperti mimpi saya untuk memarkirkan mobil saya di antara parkiran yang padat tersebut. Nah seandainya jika saya hanya bermimpi saja tanpa melakukan action maka mustahil kita akan membuktikan buah kekuatan pikiran tersebut yang mampu menarik apapun untuk mewujudkan mimpi tersebut.

LAW OF BALANCE (hukum keseimbangan)

Apa saja di muka bumi akan berusaha menuju pada keseimbangan, sebagai contoh jika manusia melakukan perusakan hutan maka secara langsung akan merusak ekosistem kehidupan di daerah perusakan tersebut, sehingga untuk menyeimbangkan maka alam akan merespon dengan mengirimkan banjir ke kota. Ini menurut saya adalah bencana bagi manusia tapi bagi alam semesta banjir itu adalah cara untuk menyeimbangkan kembali kehidupan tersebut. Contoh berikutnya adalah ketika saya dulu belajar proses korosi logam dibangku kuliah, semua logam dimuka bumi secara spontan akan bereaksi dengan oksigen membentuk logam oksida, sehingga hampir mustahil kita menemukan logam murni di alam ini. Tetapi dengan proses rekayasa pirometallurgy, manusia dapat mengekstrak bijih besi (Fe2O3) di alam semesta kemudian dimurnikan sehingga manusia mampu mendapatkan logam besi murni. Dengan rekayasa material manusia mulai memadukan besi murni (Fe) dengan unsur murni lain sehingga terbentuk logam paduan yang tahan karat (stainless steel). Secara logika kita stainless steel tidak akan berkarat, padahal sebenarnya pipa2 yang terbuat dari material tersebut ketika disimpan di udara terbuka maka secara spontan besi murni tadi akan bereaksi lagi dengan oksigen membentuk lapisan Fe2O3 yang sangat tipis sekali dipermukaan pipa tersebut dan jika lapisan ini rusak maka proses korosi (berkarat) akan mudah sekali terjadi. Proses reaksi spontan di atas inilah yang merupakan bukti terjadinya hukum keseimbangan, jadi keseimbangan terjadi secara spontan tanpa dipaksakan.

LAW OF CAUSAL (hukum sebab akibat)

Hukum ini bekerja jika kita sebagai subject memberikan aksi pada object sehingga object tadi akan bereaksi menjadi sesuatu disesuaikan dengan aksi yang kita berikan. Sir Isaac Newton sangat sadar dengan hukum ini sehingga terciptanya Hukum Newton salah satunya terilhami dari hukum alam ini selain jatuhnya buah apel karena ditarik oleh gaya gravitasi bumi (law of attraction). Nabi Muhammad SAW menyunnahkan pengikutnya untuk memberikan senyuman kepada sesama karena senyuman akan memberikan efek (akibat) rahmat kepada lingkungan sekitarnya sehingga senyuman ini dapat mencairkan kebekuan hati manusia. Sedekah juga merupakan bagian dari bukti bekerjanya hukum sebab akibat dimana orang yang banyak sedekah menyebabkan orang disekitarnya akan merasa bahagia karena pertolongan si Dermawan ini mampu meringankan beban orang yang fakir sehingga doa2 para fakir ini untuk keberkahan si Dermawan ini terus mengalir, efeknya bagi si Dermawan bukan semakin miskin justru semakin kaya dan barokah.

Jadi sebenarnya alam semesta dalam "THE SECRET" merupakan sebuah sistem dimana semua hukum termasuk ke-3 hukum tersebut menjadi piranti atau komponen dalam sistem raksasa tersebut. Dan yang menciptakan sistem tersebut adalah Allah SWT. Jadi Allah menciptakan sistem beserta hukumnya tersebut jauh2 hari sebelum manusia diciptakan. Jadi bagi manusia tinggal menggunakan hukum2 tersebut, hukum2 tersebut tidak perlu dibuktikan melainkan digunakan supaya kita dimudahkan dalam beribadah ke Allah SWT.

Bagi sebagian besar manusia menganggap tulisan di buku tersebut adalah rahasia tapi bagi Al-Qur'an itu adalah fakta bagi orang2 yang berfikir. Kekuatan pikiran jika diolah secara benar maka kita sebagai manusia akan mudah mencapai apapun yang kita inginkan. Karena dari kemampuan otak kita yang terdiri dari berjuta-juta sel ini baru kita gunakan +/- 1 % saja.

Sekarang pikirkanlah apa yang kita inginkan, mau menjadi orang sukses, mau memiliki kekayaan yang tidak terbatas, mau memiliki waktu yang tidak terbatas......semuanya kembali kepada kita. Jika kita salah memimpikan maka ingat adanya hukum sebab akibat , jika kita berlaku khianat dan dzhalim dalam mencapai mimpi tersebut maka alam semesta yang telah di setting oleh Allah SWT tersebut akan memberikan balasan sesuai dengan action yang kita berikan ke alam semesta.

Di dunia banyak orang besar terlahir karena pemikirannya yang besar.

SEMOGA MENJADI ILMU BAGI KAUM YANG BERFIKIR.

Salam FUNtastic...

Monday, August 13, 2007

Mijan : Dapet 1 milyar dari properti dengan modal dengkul dan tidak ada hutang

( Mijan duduk disebelah kanan saya atau duduk no. 2 dari sisi kanan )


Hari itu Jum'at 10 Agustus 2007 peserta mentoring dibuat takjub atas testimoninya sdr. Mijan yang saat ini masih berprofesi sebagai karyawan PNS, kami semua mendapatkan banyak inspirasi dari perjalanannya, termasuk saya sendiri. Perjalanan pria yang low profile ini dimulai setahun yang lalu setelah mengikuti seminar pak Nurdin (seorang pengusaha SPBU dari Mataram-NTB), dimana materi mentoring EU tersebut mengenai "POSITIVE THINKING" dan "THE POWER OF THINKING". Dari beberapa materi yang disampaikan pak Nurdin, materi visualisasi mimpilah yang mampu mengubah keyakinan sdr. Mijan ini untuk melangkah lebih jauh malah bagi istri nya dikatakan bahwa dia sudah GILA.

Sesampainya Mijan di rumah dia langsung menuliskan mimpinya di belakang kertas kalender yang berwarna putih itu. Mimpinya cukup "GILA" bagi kebanyakan karyawan PNS yang masih tinggal dalam rumah kontrakan yaitu ingin mempunya rumah sebanyak "......". Melihat gelagat sdr. Mijan tersebut tentu saja istrinya keheranan dan tidak setuju dengan apa yang di mimpikan oleh suaminya.

Pendek kata, Mijan bergrilya dari satu properti ke properti yang lain, dari developer satu ke developer yang lain, dan hasilnya "NIHIL" kenapa......? karena Mijan merasa keberatan dengan persyaratan2 yang ditawarkan dari mereka seperti masalah DP atau mengenai persyaratan2 yang lain.........walau ditengah kebimbangan itu dia tetap meyakini apa yang dikatakan pak Purdie "Mulailah action......lebih baik mencoba dan gagal daripada gagal mencoba". Rupaya Law of Attraction bekerja pada dirinya, dimana mimpinya semakin menguat dan menjadi pendorong dirinya untuk lebih berusaha lagi mendapatkan properti yang dia inginkan. Semua frekwensi yang dipancarkan dari pikirannya rupanya mencari dan menarik pikiran2 yang memiliki frekwensi yang sama.

Transaksi properti terjadi di desa kutai lama (di pinggiran kota Samarinda), dimana rumah kecil yang memiliki luas tanah 900 M2 itu menarik perhatian Mijan, dengan ketertarikannya itu dimulailah tawar menawar dan ternyata rumah tersebut akan dijual sebesar Rp. 300 juta, dengan PD nya Mijan meminta waktu untuk menyediakan dana tersebut dan saat itu dia juga berterus terang kepada pemilik rumah bahwa saat ini dia tidak memiliki dana cash tapi dia berjanji akan membelinya. Akhirnya pemilik rumah mengabulkan penundaan tersebut. Setelah itu Mijan bergegas ke bank untuk mengajukan kredit dan luar biasa sekali rupanya bank langsung menyetujui dalam waktu 1 minggu dan angkanya juga sangat fantastis yaitu kredit Rp. 700 juta, jadi Mijan dapat kelebihan dana (cash back) Rp. 400 juta.......LUAR BIASA !!!

Setelah proses jual beli properti ini Mijan merasa terharu rupaya apa yang dipikirkan dan mimpikan menjadi kenyataan dan keyakinannya terus tumbuh bahwa dia bisa mewujudkan mimpi-mimpinya yang lain. Berselang 3 bulan Law of Attraction bekerja kembali.........rupanya rumah Mijan tersebut berada di lokasi pengembangan galangan kapal seorang pengusaha perkapalan keturunan Tionghoa. Alhasil sang pengusaha tersebut mencoba merayu Mijan untuk menjual rumah tersebut dan tentu saja bagi Mijan hal itu sangat berat bagi dia untuk menjual karena dia sudah jatuh cinta pada rumah itu dan belum lama ditempatinya. Rupaya Allah memberikan rizki yang luar biasa..........ternyata pengusaha tersebut mematok harga beli rumah tersebut seharga 1,3 Milyar padahal rumah tersebut belum sempat di renovasi oleh Mijan, sejenak Mijan berfikir..........dan kemudian menyetujui transaksi kedua tersebut. Bisa kita bayangkan berapa dana cash yang dimiliki Mijan ? benar Rp. 1,7 Milyar dalam waktu 6 bulan ( Rp. 1,3 dari penjualan properti ini dan Rp. 400 juta dari cash back yang didapat dari bank).

Rupanya Mijan tidak mau ambil pusing dia segera menutup hutang dia di bank tersebut sebesar Rp. 700 juta sehingga dana cashnya tersisa Rp. 1 Milyar saja (tanpa hutang di Bank lagi loh...). Walau demikian mimpi terus berjalan, setengah dari dana itu dia ambil lagi untuk mengambil DP 13 rumah lagi di kota Sangata dan Tenggarong. Akhirnya mimpi dia untuk memiliki sejumlah rumah terkabul dan harga sewa rumah2 tersebut menutupi kredit dia di bank yang lain. Dan saat ini dia masih punya dana cash Rp. 500 juta yang siap digulirkan untuk usaha yang lain.

LUAR BIASA....terlalu banyak kebetulan yang tidak kebetulan dalam testimoni ini.

Hikmah apa yang saya dapat :

1. Perlu untuk memvisualisasikan mimpi dan meng-afirmasi mimpi2 tersebut dalam kehidupan sehari-hari atau setiap saat, tujuannya untuk membentuk mimpi tersebut menjadi blue print di alam bawah sadar kita. Tentu saja emosi harus terlibat dalam hal ini.

2. Jangan pernah mundur setelah maju dan be positive thinking

3. Secara teknis lebih baik bertransaksi di properti di luar real estate karena baik pemilik properti maupun bank agak susah untuk membaca harga properti saat ini artinya terlalu banyak variable yang mesti dihitung dan berbeda sekali dengan properti di dalam kawasan developer yang sudah terbaca dengan mudah oleh bank sehingga kesulitan kita adalah untuk mendapatkan cash back yang lebih besar.

Semoga posting ini menjadi inspirasi dan motivasi para pembaca termasuk diri saya sendiri.

Wasalam,

Salam FUNtastic....

Wednesday, August 01, 2007

Resensi Buku : Kisah Sukses Google oleh Mula Harahap


Resensi Buku Oleh; Mula Harahap

Kisah Sukses Google
David A. Vise dan Mark Malkseed
Alex Tri Kantjono (Penerjemah)
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2006
ISBN: 979-22-2283-9
XX + 362 halaman


Ada tiga alasan yang menyebabkan saya tertarik untuk membeli buku ini. Alasan yang pertama ialah perkataan “Google” itu sendiri. Sebagai orang yang tidak terlalu mengerti seluk-beluk internet, tapi yang hampir setiap hari menggunakannya, saya sering mendengar perkataan tersebut.


Saya tahu bahwa “Google” adalah salah satu jasa pencari kata atau informasi di internet. Dia hampir sama seperti “Yahoo!” Ketika saya mengetikkan sebuah kata atau rangkaian kata, dia akan membeberkan sejumlah halaman web yang memuat kata atau rangkaian kata tersebut.

Saya selalu kagum dibuatnya. Entah bagaimana caranya dia mengambil semua halaman web yang ada di muka bumi ini dan menaruhnya ke dalam komputernya di AS–atau entah dimana. Tapi ketika dari kamar saya di Kelurahan Sumur Batu—Kecamatan Kemayoran Selatan—Jakarta Pusat—Indonesia saya mengetikkan sebuah perintah, maka komputer di AS–atau entah dimana–itu bekerja mengaduk-aduk puluhan atau ratusan juta “lembaran” halaman web yang ada. Dan–bimsalabim–hanya dalam waktu beberapa detik, kepada saya sudah dijajarkan beberapa halaman web yang mengandung kata tersebut, dan saya dipersilakan untuk mencari atau meng-”klik”-nya lebih jauh.

Kemudian yang membuat saya menjadi lebih kagum lagi ialah, ketika menyadari bahwa “Google”, “Yahoo!” dan yang lainnya itu ternyata bukan hanya menyediakan jasa pencari kata, tapi juga menyediakan jasa lain seperti “host” e-mail, milis, berita, dsb. Dan semua itu mereka berikan kepada saya–dan kepada jutaan orang lainnya di dunia
ini–secara cuma-cuma. “Dari mana mereka ini memperoleh keuntungannya?” itulah pertanyaan yang selalu muncul di benak saya. (Dari majalah yang pernah saya baca, saya tahu bahwa perusahaan jasa pencari kata–dan jasa-jasa lainnya itu–mendapat keuntungannya dari iklan. Tapi kalau saya perhatikan, iklan yang ada di web perusahaan jasa pencari kata itu tidaklah terlalu banyak. Dia tidak sebanyak di halaman iklan Harian Kompas. Lalu saya menjadi bertambah bingung ketika di majalah Newsweek saya membaca bahwa “Google” dan “Yahoo!” ini adalah perusahaan-perusahaan dengan omset miliran
dolar per tahun).

Alasan yang kedua yang membuat saya membaca buku ini ialah, bahwa buku ini tidak punya banyak catatan kaki, tabel dan indeks. Sebagai orang yang membaca buku non-fiksi untuk tujuan sekedar menambah pengetahuan, bukan untuk melakukan penelitian kepustakaan atau
menulis karya ilmiah, saya sangat perduli dengan hal ini. Saya tak pernah suka membaca buku non-fiksi yang penuh catatan kaki, tabel dan indeks karena saya merasa hal-hal tersebut selalu mengganggu kelancaran dan kenyamanan membaca saya.

Sejalan dengan alasan yang kedua seperti tersebut di atas, maka alasan yang ketiga yang membuat saya membaca buku ini ialah, bahwa buku ini ditulis oleh seorang wartawan pemenang Pulitzer Prize. Buku ini ditulis dengan gaya bercerita yang enak.

Ketiga alasan yang mendasari saya membaca buku ini ternyata tidak salah. Dari mulai membaca Bab Pertama saya sudah dibuat terpukau seperti membaca sebuah buku cerita detektif atau perang.

Mula-mula saya kagum membaca budaya “inovatif” dan “entreprenur” yang berkembang di kalangan orang muda AS. Sergey Brin dan Larry Page adalah dua mahasiswa program S3 ilmu komputer di Universitas Stanford. Tapi program penelitian yang mereka lakukan ternyata
mempertemukan mereka untuk bersama-sama mengembangkan sebuah komputasi baru dalam pencarian informasi.

Sebenarnya pada saat itu–tahun 1998–sudah ada beberapa teknologi komputasi dalam pencarian informasi di internet. Tapi teknologi itu belum terlalu memuaskan. Melalui diskusi dengan sesama rekan mahasiswa dan dosen pembimbing Sergey Brin dan Larry Page semakin
menyempurnakan program tersebut. Akhirnya, pada suatu tahapan, mereka sadar bahwa apa yang sedang mereka kembangkan ini bisa menjadi sebuah “tambang emas”. (Pada saat itu–di akhir tahun 1990-an–AS memang sedang dilanda demam inovasi membuat sesuatu yang
berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Berbagai perusahaan “software” dan “dotcom” bermunculan. Sebagian layu sebelum berkembang, tapi sebagian lagi–seperti “Yahoo!”, “Amazon” dsb–melesat dan mengalami sukses besar
secara komersil).

Sergey Brin dan Larry Page akhirnya memutuskan untuk cuti kuliah dan memusatkan upaya untk mendirikan perusahaan “Google Inc”, mengembangkan teknologi mesin pencarinya dan sekaligus memperkenalkan “Google.com” di internet.

Mula-mula—tahun 1998–mereka mendirikan kantor di sebuah garasi di daerah Menlo Park. Komputer yang mereka pergunakan masih sangat sederhana, yaitu rangkaian dari beberapa komputer PC yang dipinjamkan oleh teman-teman. Dan uang tunai yang menjadi modal awal
mereka hanyalah 100.000 dolar. Itu pun merupakan pinjaman.

Tapi kisah selanjutnya adalah kisah tentang dua orang muda–di bawah 30 tahun–yang harus bekerja keras menyempurnakan penemuannya, mengatur strategi bagaimana menghadapi dan menaklukkan pesaing yang telah lebih dulu “established”, dan mengatur strategi bagaimana mencari tambahan modal tanpa harus “ditelan” oleh pemilik modal.

Begitulah, dari perusahaan dengan penjualan sebesar 200 ribu dolar pada tahun 1999, Google.Inc berkembang menjadi perusahaan dengan penjualan sebesar 3,2 miliar dolar pada tahun 2004.

Hal lain yang membuat saya kagum ketika membaca buku ini ialah bagaimana kedua orang muda pendiri Google.Inc itu tetap memelihara gaya hidup dan kultur “main-main” yang kondusif bagi “kreativitas” perusahaan. Di dalam buku ini–misalnya–saya membaca bagaimana Sergei Brin dan Larry Page berusaha untuk mendesain kantor mereka agar lebih menyerupai kampus perguruan tinggi dan arena bermain “play group” anak-anak. Mereka berupaya untuk membuat karyawan yang bekerja di “Google Inc”–yang umumnya adalah para doktor ilmu komputer itu—untuk betah seharian tinggal di kantor dan melakukan berbagai inovasi. Bahkan secara khusus “Google Inc” mempekerjakan seorang koki ternama untuk setiap hari mengatur menu dan memasak makanan yang lezat bagi semua karyawan.

Hal lain lagi yang membuat saya kagum ialah bagaimana cara “Google.Inc” mendapat uang dari iklan-iklan perusahaan yang terkait dengan hasil pencarian halaman web, dan yang secara otomatis muncul di sebelah kanan layar komputer.

Dengan penempatan iklan seperti yang telah diuraikan di atas, maka orang yang ingin mengetahui lebih jauh tentang suatu hal yang berkaitan dengan kata atau rangkaian kata yang dicarinya itu, dan yang hasilnya ditampilkan dalam bentuk informasi halaman web, akan
tergoda untuk mengklik iklan. Dan biaya yang dikenakan “Google” kepada pemasang iklan akan didasarkan atas jumlah “klik” yang diperoleh iklan tersebut.

Biaya yang harus dibayar oleh si pemasang iklan mungkin hanya beberapa sen untuk per satu “klik”. Tapi karena setiap hari ada ratusan juta orang yang masuk ke Google maka bisa dibayangkan berapa besar pendapatan mereka.

Hal lain lagi yang membuat saya kagum ialah inovasi-inovasi yang tak henti-hentinya dilakukan oleh “Google.Inc” untuk membuat jasa pencariannya lebih banyak dipergunakan orang, dan untuk membuat wesite-nya lebih banyak dikunjungi orang. Di dalam buku ini—misalnya—saya membaca bagaimana ambisi “Google.Inc” untuk men-”scan” jutaan judul buku dan memasukkannya ke dalam komputernya, sehingga apa pun yang di-”klik” orang dalam kaitan dengan isi buku akan bisa terlihat di “Google.Com”.

Seraya membaca buku yang “ditulis dengan gaya kisah detektif ini”–dan inilah memang yang menjadi “blurb” pada sampulnya–berbagai pikiran memenuhi kepala saya: Saya terpikir akan orang-orang muda Indonesia, yang–karena faktor sosial, budaya, dan hukum– masyarakatnya masih belum menghargai kreativitas dan inovasi. Saya terpikir akan orang-orang muda Indonesia, yang selalu beranggapan bahwa cara mencari uang itu hanyalah dengan menjadi pemasok dan kontraktor Pemerintah, dan yang pengetahuannya hanyalah menyogok dan menyuap pejabat. Saya terpikir akan orang-orang muda Indonesia yang
kreatif dan inovatif, tapi yang nasibnya kurang beruntung, karena bank dan perusahaan modal ventura tak pernah mau melirik dan membiayai penemuan mereka.

“Kisah Sukses Google” yang diterjemahkan dengan sangat baik ini memang hanyalah sebuah buku bacaan umum. Tapi buku ini sangat inspiratif. Saya rasa ia akan sangat bermanfaat bila dibaca oleh orang-orang muda, agar–di tengah iklim dunia usaha yang lesu seperti sekarang ini–mereka mau menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, alih-alih hanya mencari dan menunggu lowongan pekerjaan[.]

Salam FUNtastic.