Monday, July 09, 2007

Bisnis bantal cintaku


Kali ini saya ingin sharing sedikit mengenai bisnis bantal cinta yang kumulai sejak bulan Februari lalu, bisnis ini meliputi jualan bantal cinta (sebagai trend mark nya), sprei yang unik untuk berbagai ukuran bantal, dan bed cover. Awalnya bisnis ini ditawarkan oleh istrinya temen sekantor ke istri saya, dimulai dengan coba-coba akhirnya sekarang menjadi salah satu penyumbang devisa rumah tangga ku (he...he...). Dikarenakan typical orang2 Samarinda yang lebih suka membeli barang dengan kredit maka kami mencoba mengikuti pasar. Awalnya ditawarkan keteman2 di kantor dan pegawai PNS.....rupanya respon pasar cukup menggembirakan. Berbekal tabungan kami mulai mengambil lagi barang ke Jakarta, transaksi yang kedua pun berjalan mulus. Setelah kupelajari ternyata bisnis yang kami lakukan cuma berbekal katalog, jika ada yang tertarik mereka sms ke kami kemudian kami pesan ke Distributor, setelah barang datang kami langsung transfer ke distributor tersebut. Hal ini cukup sederhana dibandingkan jika kita menyetok beberapa barang di toko, setelah kami survey ke beberapa pesaing kami ternyata kelebihan kami ada pada masalah ringannya pembayaran karena menggunakan sistem kredit tadi.

Masalah mulai menghampiri kami ketika akan melakukan transaksi ke tiga, dimana cash flow kami tidak berjalan cepat, maklum kredit ada yang sampai 5x (umumnya 3x). Setelah kupelajari bisnis ini ada 3 poin penting yang harus dipegang :

1. Kekuatan modal adalah nomor 1, karena cash flow lambat akibat sistem kredit ini maka pengembalian modal pun ikut lambat juga. Sehingga solusinya, saya harus menyiapkan modal yang cukup besar yaitu 3 bulan pertama modal saya harus nombok dulu. Setelah 3 bulan kita akan merasakan cash flow nya, walau lambat bisnis ini terbilang pasti karena sistem kami adalah sistem order, dimana pertama-tama order datang dari costumer setelah melihat katalog kemudian kita melakukan pemesanan ke distributor, kurang lebih seminggu barang akan datang, setelah datang maka dilakukan pelunasan ke distributor via ATM, setelah itu kita distribusikan ke costumer yang mengorder tadi dengan langsung membayar cicilan pertama dulu, kemudian dilanjutkan pada bulan ke dua untuk cicilan ke dua dan seterusnya. Walau demikian kami juga menerima pembelian secara tunai yang tentu saja jauh lebih murah dibandingkan secara kredit.

2. Hati-hati dalam memilih pelanggan, hal ini sangat saya perhatikan karena saya memberikan cicilan tanpa jaminan. Saya lihat2 dahulu siapa yang akan saya ijinkan beli kredit ke saya, seperti kemampuan pembayarannya tiap bulan, track recordnya dalam pembayaran ke orang lain. Resiko dari sistem ini adalah terbatasnya konsumen saya karena saya membatasi pembelian secara kredit. Kedepannya saya akan mencoba menjual secara direct selling tapi secara tunai untuk menaikan omzet saya.

3. Perlu 2 rekening tabungan. Tujuannya rekening yang pertama digunakan untuk pengembalian modal dan rekening yang kedua untuk profit. Setiap pelanggan yang membayar cicilan saya selalu bagi menjadi 2, contohnya : 70% dari cicilan untuk pengembalian modal dan 30% dari cicilan untuk profit. Setelah ada pemisahan rekening maka secara otomatis saya bisa mengatur pembelian berikutnya, dan saya juga cukup tenang karena uang profit dari bisnis saya bisa saya lihat. Akan terbayang ribetnya kalo masih menggunakan rekening kecuali memiliki pencatatan akuntansi yang bagus.

So bisnis ini cukup prospektif bagi saya untuk di upgrade omzetnya setelah melihat laporan keuangan yang dibuat istri saya ternyata cukup sehat. Kemungkinan untuk di bukanya toko atau distro masih penjajakan.....

Salam FUNtastic...

Wasallam,

No comments: