Monday, July 02, 2007

Pak Purdie bagi2 ilmu.....


Saya baru bisa posting lagi pada malam hari ini dikarenakan baru pulang dari liburan weekend di Balikpapan, selama 2 hari ini saya manfaatkan untuk mengurus BPKB motor, silahturahim dengan orang tua dan keluarga dan yang ngga kalah seru dapat prospek baru untuk pengembangan usaha di bidang pendidikan (saat ini masih proses...setelah goal insya Allah akan di sharing-kan ke pembaca). Langsung aja ke topik...Sebenarnya Pak Purdie memberikan seminarnya hari Jum'at tapi dikarenakan jadwal yang padat maka diundur hari Sabtu...Tema mindset otak kanan dan otak kiri menjadi pembuka seminar tersebut dimana Pak Purdie menggambarkan bahwa rutinitas yang sering kita lakukan sehari-hari telah terpola dalam otak kiri kita termasuk hitung menghitung yang sering kita dapatkan di bangku sekolah, sedangkan intuisi, inovasi, feeling, dan serba ketidakaturan menjadi bagian dari produk otak kanan.

Berbagai teori dari berbagai disiplin ilmu yang kita dapatkan sejak dari SD hingga kuliah membuat aktivitas otak kiri kita lebih dominan dibandingkan otak kanan kita sehingga secara tidak langsung menjadi penghambat atau penyakit kita dalam memulai usaha kecuali jika memilih berkarir sebagai karyawan. Mengapa demikian ? karena setiap peluang-peluang usaha yang muncul didepan kita tidak akan pernah terealisasi menjadi usaha yang sukses dikarenakan terlalu banyak pertimbangan dari otak kiri manusia.

Sebagai contoh ilustrasi respon dari otak kiri manusia :

1. Ketakutan kita terhadap kegagalan, padahal dalam dunia usaha kegagalan merupakan salah satu syarat lulus menjadi pengusaha. Tanpa kegagalan kita tidak akan pernah tau bagaimana kesuksesan itu diraih. Mungkin saja si Fulan ditakdirkan punya 10 kali kegagalan sebelum menjadi seorang milyuner, tapi akan berbeda ceritanya jika si Fulan baru sekali gagal sudah mundur teratur, padahal dia masih punya jatah 9 kali gagal lagi. Jadi lebih baik gagal berusaha daripada gagal mencoba, kuncinya adalah dari kata mulai dan terus mulai, sekali gagal jangan berhenti tetapi pelajari dimana letak kesalahannya. Semakin sering gagal maka mental kita semakin kuat dan feeling kita terhadap usaha gagal dan usaha sukses semakin terbentuk. Ada saatnya ketika feeling manusia terbentuk dia cukup "meraba saja" sudah tau mana investasi yang merugikan mana investasi yang menguntungkan.

2. Terlalu banyak berhitung, belum saja usahanya dimulai sudah memikirkan kapan balik modalnya (BEP) maksudnya ketika sudah tau modal yang dibutuhkan cukup besar dan BEP-nya terlalu lama kita mundur teratur padahal kita belum mulai. Rupanya kalkulasi di atas kertas membuat kita kalah sebelum mengambil tantangan. Ini lah salah satu penyakit mengapa kita masih bertahan di kuadran kiri (kuadran employee atau kuadran self employee).

3. Tidak berani usaha karena tidak punya modal uang, padahal sangat banyak sekali pengusaha2 di Indonesia yang sukses tanpa harus memiliki modal uang dari kocek pribadi, masih banyak cara untuk mendapatkan uang contohnya dari BODOL (Berani Optimis moDal Orang Lain, BOTOL (Berani Optimis Tenaga Orang Lain), BOBOL (Berani Optimis Bisnis Orang Lain). Modal uang tergantung modal2 yang lain seperti modal koneksi/relasi, modal keberanian, modal keyakinan sukses, modal doa dan modal2 yang lain. Tanpa itu kita akan sulit mendapatkan modal uang karena uang adalah alat untuk mencapai sukses atau kaya, sedangkan yang lain merupakan pondasi untuk sukses tanpa adanya keberanian dan keyakinan sukses, berapapun kita punya uang akan susah untuk sukses.

Beberapa cara untuk mengoptimalkan otak kanan sebagai dasar berwirausaha adalah :

1. Memperbanyak bergaul atau berkomunitas dengan orang2 "otak kanan" karena dengan komunitas2 ini maka semangat serta motivasi kita terjaga, langkah ekstremnya adalah resign dari kerjaan saat ini. Karena kehidupan kerja yang bergelut dengan karyawan2 menyebabkan otak kanan kita tidak menemukan kebebasannya. Tapi jika bergaul dengan para pengusaha2 atau calon pengusaha secara nyata akan mendorong kita masuk dalam persaingan atau kompetisi untuk mencapai target tertentu. Seperti klub 11 digit yang diprakarsai oleh Pak Roni, dimana beliau mengajak anggota TDA untuk berlomba-lomba mencapai income bersih (Net Worth) 11 digit selama 5 tahun.

2. Take action saja secepatnya, jangan terlalu lama berkutat pada hitungan untung rugi, karena pada kenyataannya hasilnya sering berkebalikan dengan hitungan tsb. Banyak yang hitungannya untung ternyata setelah dilakoni malah rugi tapi banyak juga kalkulasi kita rugi ternyata usaha tersebut dapat bertahan hingga sekarang. Jadi action saja sekarang, toh kalo kita belajar berenang tidak perlu teori segudang cukup langsung cebur saja, hari pertama ngga bisa, hari kedua mulai ngambang, hari ketiga mulai bisa berenang, hari keempat mulai pake gaya bebas, sebulan kemudian udah bisa berenang dengan cepat sesuai target yang dikehendaki. Setelah bisa berenang kita dengan mudah ngajarin orang berenang, jadi street smart lah.....kuncinya adalah dengan mengambil keputusan "take action" berarti kita menggunakan otak kanan, otak kiri akan bekerja dengan sendirinya memikirkan gimana caranya usaha tetap survive hingga sukses.

3. Lebih banyak bersedekah, dengan berinfak berarti kita telah menginvestasikan uang kita untuk dunia dan akhirat. Maksudnya pahala dapat, rezeki dunia insya Allah dapat karena dengan jelas Allah berjanji nilainya 1 : 10, 1 unit kita menginfakkan harta kita di jalan Allah maka akan diganti 10 kali lipat unit dari Allah (tentu saja perlu dilandasi keikhlasan). Jika kita bersedekah/berinfak/berzakat masih hitung2 an, maka Allah pun akan perhitungan untuk menurunkan rezekinya ke kita. Berutang ke bank sebenarnya posisi kita berada pada tangan diatas, karena cicilan yang kita bayarkan sama saja kita menafkahi bank tersebut termasuk menggaji karyawannya, jadi tangan kita lebih mulia dong.........selain itu dengan meminjam modal dari bank berarti kita didoakan oleh banyak orang supaya usaha kita sukses, sebaliknya jika usaha memakai duit pribadi yang mendoakan cuma kita seorang...he..he..he..

Pak Purdi juga menggambarkan bahwa menjadi karyawan tanpa kita sadari rezeki kita dikendalikan orang lain sedangkan menjadi pengusaha, kita sendiri yang mensetting rezekinya, mau punya penghasilan 100 juta per bulan kah atau 1 milyar per bulan semuanya tergantung kerja pintar kita tentu saja disertai doa. Kita perlu menyimak negara tetangga Australia dimana jumlah pengusaha hampir sama banyaknya dengan karyawan sehingga karyawan disana memiliki penghasilan yang cukup besar karena nilai seorang karyawan sangat berarti disana, sebaliknya jika kita bandingkan dengan negara kita tentu bertolak belakang, jadi peningkatan jumlah pengusaha di negara ini menjadi project besar pemerintah, karena peningkatan ini secara langsung ikut serta meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran karyawan.

Diakhir topik seminar pak Purdi membagikan trik2 untuk mempercepat pertumbuhan bisnis kita, yaitu :

1. Jangan terjebak hanya menjual produk saja tapi perlu dikonsentrasikan pada tahap penjualan bisnis kita. Setelah bisnis kita dibangun pada pondasi yang kuat maka segeralah untuk menjual bisnis kita dengan berbagai cara seperti pembagian saham ataupun diwaralabakan. Kita bisa menjual bisnis kita sekali deal langsung jual atau menjualnya berkali-kali seperti diwaralabakan.

2. Bisnis apapun harus beli properti karena :
a. Kita bisa mendapatkan modal usaha dari pembelian 1 unit
properti atau lebih
b. Ada capital gain dalam bisnis properti
c. Properti mampu menjadi backup usaha kita pada saat2 terjepit
d. Kita bisa membeli properti tanpa uang muka malah dapat duit

Demikian yang bisa saya sharingkan ke pembaca semoga tulisan ini menjadi inspirasi bagi kita semua termasuk saya sendiri yang masih amphibi.

Wasalam,

Salam FUNtastic......!!!

No comments: