Thursday, July 05, 2007

Jual-beli perusahan menjadi trend dunia

Hari ini saya terinspirasi oleh tulisan Pak Dahlan Iskan dalam harian KALTIM POST tanggal 9 Juli 2007 yang mengambil wacana "Cari Uang Besar lewat Rekayasa Keuangan" dimana beliau mengambarkan bahwa jika seandainya kita membangun rumah kemudian banyak orang yang terpesona dan tertarik untuk membeli rumah itu, belum tentu kita tergoda menjualnya karena sejak awal pembangunannya kita terlibat langsung hingga finishing termasuk pemilihan interiornya. Apalagi jika kita sudah jatuh cinta terhadap rumah tersebut, ditawar 5 milyar pun akan kita tolak. Akan tetapi ceritanya akan berubah seandainya beberapa tahun kemudian kita wariskan rumah tsb. ke anak atau cucu kita yang secara history ahli waris ini tidak mempunyai "rasa memiliki" sebesar kita. Seandainya orang yang tertarik tadi datang kembali menawar rumah warisan tersebut sebesar 10 milyar mungkin saja ahli waris kita masih bertahan untuk tidak menjual rumah tsb. tetapi jika dinaikan sampai 13 milyar ?......saya yakin mereka akan tergoda

Itulah ilustrasi yang terjadi dewasa ini, dimana 20% orang dimuka bumi yang memegang 80 %kekayaan dunia ini beraksi melakukan jual beli perusahan. Model menciptakan bisnis baru kemudian membesarkan hingga mencapai profit yang menggiurkan merupakan model lama bagi para billioner saat ini, karena alasan waktu yang dibutuhkan lebih lama lah sehingga saat ini mereka berlomba-lomba membeli perusahan yang sudah jelas-jelas menguntungkan dimana mereka cukup bermodalkan "over vulus" dan feasibility study. Contoh konkret banyak klub-klub sepakbola Inggris seperti Manchester United, Manchester City, Chelsea, dan Liverpool yang memiliki angka pemasukan vulus yang luar biasa dibeli oleh orang2 yang berkantung tebal seperti Mr. Murdoch.

So bagi kita semua perkara untuk menjadi kaya apalagi dalam waktu singkat tidaklah sesulit 20 tahun lalu, dimana saat ini telah tersedia banyak sekali buku2, pelatihan2 dan komunitas entrepreneur untuk mewujudkan mimpi tersebut. Kecanggihan teknologi juga mendukung proses percepatan ini sehingga saya optimis jumlah pengusaha makin lama makin bertambah khususnya di Indonesia.

Secara detail mengenai tulisan ini dapat dibaca di tulisan Pak Dahlan Iskan .

Salam FUNtastic,

Wasalam,

No comments: